Adanya pandemi Covid-19 berdampak juga pada pembelajaran di perguruan tinggi, dari biasanya dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring. Rumah menjadi ruang kerja baru di mana pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 ini membutuhkan pemikiran yang kreatif dan fleksibel tentang bagaimana cara dosen yang dapat mendukung mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dampak pandemi Covid-19 di perguruan tinggi sangat besar. Dosen bekerja keras untuk mengubah kelas secara online dan mencari cara praktis untuk membuat lingkungan belajar online yang berpusat pada mahasiswa.
Kehadiran pandemi memunculkan keputusan dari Rektor untuk mengeluarkan Instruksi Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, Nomor 01 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, Layanan Akademik, dan Layanan Umum Untuk Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid-19) di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Rektor mengamanatkan proses pembelajaran dilaksanakan secara online atau dalam jaringan (daring).
Pembelajaran daring merupakan hal yang baru, ada beberapa saran yang disampaikan oleh Spector (2020) kepada para pendidik yang baru mengenal pembelajaran daring/online sebagai berikut. 1) Pastikan mengetahui minat mahasiswa, misal: menyampaikan pesan singkat kepada mahasiswa untuk mengetahui situasi mereka saat ini. 2) Gunakan moda pembelajaran sinkron (misal: video conference) dan asinkron (misal: forum diskusi). 3) Jadikan sesi asinkron berfokus pada masalah atau pertanyaan yang relevan dengan bacaan dan topik dalam silabus. 4) Sesi online seinteraktif mungkin dan hindari komunikasi satu ke semua. 5) Pastikan sumber bacaan dan sumber belajar terkait tersedia secara online. 6) Mempermudah mahasiswa untuk berpartisipasi dan mengumpulkan nilai serta membuat tugas dan ada rubik penilaian terkait tugas. 7) Pastikan dosen menanggapi setiap mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Lakukan lebih banyak bertanya daripada memberi tahu. 8) Hargai tanggapan yang baik dan terima kasih kepada mereka yang memberikan kontribusi yang berarti. 9) Hindari komentar negatif dan jangan biarkan orang lain melontarkan komentar negatif atau meremehkan. 10) Belajar dari orang lain dan dari kekurangan. Setelah pembelajaran mintalah mahasiswa memberikan umpan balik (misalnya, hal terpenting apa yang mahasiswa pelajari dalam mata kuliah ini? Hal apa yang paling membingungkan tentang mata kuliah ini bagi mahasiswa?).
Guna memfasilitasi pembelajaran daring, baik yang sinkron maupun asinkron, Undiksha telah mengeluarkan petunjuk praktis pembelajaran daring dan Surat Edaran No.1207/UN48.1/DL/2020 tentang Karya Akhir Mahasiswa, Masa Studi, dan Perkuliahan Daring. Berdasarkan petunjuk praktis tersebut disediakan beberapa opsi teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring. Untuk metode sinkron dapat menggunakan fitur chat yang terdapat didalam LMS Moodle Undiksha, video conference menggunakan Google Meet atau Zoom. Metode asinkron menggunakan fitur forum diskusi yang terdapat pada LMS Moodle Undiksha, mengunggah materi rekaman perkuliahan ke dalam LMS Moodle Undiksha maupun media penyimpanan lain, seperti Google Drive. Evaluasi hasil pembelajaran terhadap mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Undiksha seperti tugas, Ujian Tengan Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam pembelajaran daring, evaluasi hasil pembelajaran dapat menggunakan fitur yang ada pada LMS Moodle Undiksha seperti: assignment dan quiz.
Pembelajaran pasca pandemi ditandai dengan kehadiran digitalisasi yang kuat. Teknologi memegang peran penting dalam pembelajaran. Ada beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam pembelajaran pasca pandemi, yaitu penyampaian materi pembelajaran dengan metode sinkron dan asinkron, rumah menjadi tempat belajar baru, teknologi menjadi peran sentral dalam pembelajaran karena beralihnya ke pembelajaran daring/online serta digitalisasi pada materi-materi mata kuliah, blended learning dan flipped learning adalah konsep yang sudah ada sebelum Covid-19 melanda dunia tetapi saat ini kedua strategi pembelajaran tersebut telah memperoleh signifikansi dalam pembelajaran karena adanya pandemi Covid-19, dan dalam pembelajaran pada pasca pandemi mengacu pada technological pedagogical and content knowledge (TPACK). TPACK mengacu pada pengetahuan profesional yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pendidikan secara efektif menggunakan teknologi. Kategorisasi TPACK berisi content knowledge (CK), pedagogical content knowledge (PCK), dan general pedagogical knowledge (GPK). Mishra dan Koehler menambahkan dimensi teknologi. Dosen harus mengembangkan kompetensi digital yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di berbagai mata kuliah, dan terakhir pembelajaran ke depannya mengarah pada pembelajaran hybrid. Pembelajaran pasca pandemi mencakup pembelajaran hybrid yang mencakup metode penyampaian sinkron dan asinkron. Menanggapai hal tersebut, dosen dituntut harus mampu mengembangkan pembelajaran baik fisik maupun virtual dengan memanfaatkan teknologi dalam lingkungan pembelajaran.
Pembelajaran hybrid mengacu pada pembelajaran sinkron yang membelajarkan mahasiswa secara tatap muka dan online secara bersamaan. Ini berarti bahwa mahasiswa di kelas dan mahasiswa di lokasi lain belajar pada waktu yang sama dan dapat berkolaborasi secara aktif. Pembelajaran hybrid berarti dosen mengajar mahasiswa yang secara fisik berada di kelas sementara mahasiswa lain berada di rumah atau ruang belajar lainnya.
Terdapat dua metode yang digunakan oleh dosen dalam melaksanakan pembelajaran hybrid, yaitu:, yaitu. 1) sinkron: interaksi pembelajaran antara dosen dan mahasiswa dilakukan pada waktu yang bersamaan, menggunakan teknologi video conference atau chatting, dan 2) asinkron: dosen dapat menyiapkan materi lebih dulu, dan interaksi pembelajaran dilakukan secara fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama, misalkan menggunakan forum diskusi atau belajar mandiri/penugasan mahasiswa.
Pembelajaran hybrid bisa berjalan dengan baik perlu dipertimbangkan beberapa hal dalam pelaksanaan pembelajaran hybrid, yaitu: kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen, dan kesiapan peralatan information technology (IT).
Pembelajaran hybrid ini merupakan hal yang relatif baru di perguruan tinggi. Ada beberapa tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran hybrid seperti dukungan teknologi, menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan menarik, serta menciptakan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Tulisan ini merupakan bagian kecil dalam menyiapkan pembelajaran hybrid baik dari perspektif pedagogis dan teknologi.