Singaraja- Serangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak., melakukan kunjungan kerja ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Selasa (20/8/2019). Selain memberikan kuliah umum pada Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) bagi mahasiswa baru, Menristekdikti juga meresmikan mesin filterisasi air minum, inkubator bisnis di kampus pusat, meresmikan kebun tanaman buah tropis di Kampus Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, serta serta penyerahan beberapa produk inovasi teknologi kepada pemerintah dan masyarakat Bali.
Pada bakti inovasi teknologi, Menteri Mohamad Nasir menyerahkan 1 unit TROLLS (Traktor Tangan berbasis Android) produksi dari inkubator STIKOM Bali, 10 Kursi Roda Otomatis dengan kendali Smartphone Android produksi dari inkubator P3M – PPNS, 20 Ponkod (Alat bantu Pemanjat Kelapa) produksi tenant dari inkubator STMIK Primakara,10 Bali Printer 3D 2 in 1 produksi tenant dari inkubator STIKI Indonesia, 2.400 botol Pupuk Hayati Plus (Biofarm) yang merupakan produk inovasi dari Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan CV. Biocel Agrosolus. Ada pula 2400 bibit buah tropika (durian, lengkeng, alpukat) yang merupakan produk inovasi dari IPB bekerjasama dengan PT. BLST IPB. “Bakti Inovasi Teknologi ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban Kemenristekdikti kepada masyarakat dari hasil karya anak bangsa dalam mengimplementasikan produk hasil inovasinya dalam upaya meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, terkait pusat pengelolaan air siap minum, merupakan hasil inovasi UPN Veteran Jawa Timur yang diserahkan kepada Undiksha. Produk berupa sistem filterasi multifungsi, sebuah terobosan baru yang digunakan untuk pembuatan air siap minum yang dilengkapi catridge dan ultra filtrasi yang disebut technofiltrasi. Mesin tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan sehingga penggunaannya semakin masif. “Ini bisa juga dipasang di fakultas,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, juga ditegaskan perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting untuk mengatasi persoalan di masyarakat. Pihaknya mendorong kedepan semakin banyak inovasi yang dilakukan berbasis teknologi, termasuk menggarap hasil penelitian sampai ke tingkat hilir. Bukan hanya sekadar melakukan penelitian dan berhenti pada publikasi ilmiah. Hal tersebut salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing maupun mengharapi revolusi industri 4.0. “Perguruan tinggi harus bermanfaat untuk masyarakat. Harus bisa melakukan inovasi. Harus bisa mendukung pembangunan,” tegasnya.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., menyampaikan Undiksha selama ini komitmen mengikuti kebijakan dari Kemenristekdikti, termasuk dalam pembuatan inkubator bisnis. Menurutnya, inkubator sebagai salah satu strategi untuk memaksimalkan hilirisasi hasil penelitian para akademisi Undiksha. Seperti halnya pengembangan anggur laut, wine olahan anggur, kerajinan berbahan limbah bambu, maupun sejumlah produk yang digagas melalui pengabdian masyarakat. Produk-produk tersebut diharapkan bisa masuk ke sektor industri. “Sebelum masuk ke industri, produk-produk penelitian ini ditangani dulu di inkubator. Dengan ini, animo para peneliti untuk menghasilkan produk bisa semakin meningkat,” jelasnya.
Terkait dengan pusat pengelolaan air siap minum, Jampel menyebutkan itu sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam pengurangan penggunaan sampah plastik. “Seluruh warga kampus bisa mengkonsumsi air tersebut. Warga kampus tinggal membawa tumbler saja dan tidak lagi menggunakan botol plastik sekali pakai,” ucapnya. Terobosan itu, juga sebagai bentuk implementasi falsafah Tri Hita Karana yang juga menjadi landasan mewujudkan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada 2045. Yakni menjaga hubungan baik dengan lingkungan.
Khusus untuk penanaman bibit buah tropis, dilakukan pada lahan seluas 3,5 hektare. Penanaman tersebut merupakan titik awal pembangunan kebun buah skala orchard di lahan Undiksha. Orchard buah ini nantinya akan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat Bali dalam mengelola kebun buah dalam skala industri. (hms)