Singaraja- Bangunan Laboratorium Kesehatan Terintegrasi Universitas Pendidikan Ganesha yang dibangun dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di-soft launching oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfirman, Jumat (26/11/2021). Ia yang mewakili Wakil Menteri Keuangan mengharapkan bangunan ini dapat mendukung pengembangan pendidikan di Undiksha, khususnya Fakultas Kedokteran.
Pada kesempatan tersebut, Luky Alfirman menyampaikan pembangunan laboratorium ini merupakan salah satu proyek SBSN di sektor pendidikan dengan pembiayaannya dilakukan secara Single Year Contract (SYC) tahun 2021 dengan total alokasi sebesar Rp 99,94 miliar. Pembangunan ini sebagai bentuk perwujudan dari komitmen yang kuat dari Pemerintah untuk pembangunan Sumber Daya Manusia melalui sektor pendidikan. “Jadi tolong pihak pengurus, pihak rektorat bisa terus berkomitmen memelihara gedung ini sebaik-baiknya, sehingga kita bisa memberikan manfaat sebanyak mungkin, semaksimal mungkin. Pembangunan ini bentuk komitmen pemerintah. Pemerintah hadir untuk masyarakat,” tegasnya.
Disampaikan lebih lanjut, pembiayaan proyek melalui SBSN merupakan sinergi kebijakan di antara Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Kementerian/Lembaga lainnya. Dalam perkembangannya, pembiayaan proyek SBSN menunjukkan trend yang cukup menggembirakan. Hal tersebut tercermin dari semakin meningkatnya pembiayaan proyek baik dari sisi jumlah Kementerian/Lembaga yang menjadi pemrakarsa proyek, nilai pembiayaan yang dialokasikan, jumlah proyek yang dibangun, maupun berdasarkan sebaran satker pelaksana proyek dan lokasi proyek yang dikerjakan.
Sementara itu, Rektor Undiksha, I Nyoman Jampel, M.Pd., mengatakan dengan semangat untuk menjadi trend setter dan international reputable university memang tidak terlepas dari dukungan sarana prasarana yang memadai. Adanya bantuan pembangunan laboratorium ini pun sangat diparesiasi karena diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. “Terkait hal itu, kami sebagai Rektor berjanji disini di dalam sistem pelayanan publik, untuk menjadikan gedung ini bisa memberikan kualitas output. Tanpa adanya sarana prasarana yang bagus maka akan mengurangi proses pasti akan mengurangi output,” ungkapnya.
Dikatakan pula, dalam rangka pengembangan Undiksha, masih perlu adanya peningkatan sejumlah sarana-prasana. Oleh karena itu, tetap diharapkan adanya perhatian dari pemerintah, termasuk untuk selanjutnya dapat dilakukan kembali pembangunan dengan dana dari SBSN.
Selain soft launching gedung laboratorium kesehatan terintegrasi, kegiatan dilanjutkan dengan kuliah umum. Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman menyampaikan materi tentang dinamika perekonomian dan respons kebijakan di masa pandemi. Kuliah ini dilaksanakan secara luring dan daring yang diikuti pimpinan di lingkungan Undiksha, dosen, dan mahasiswa. (hms)