Singaraja- Kehadiran pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama satu tahun telah memicu perubahan pada dunia pendidikan. Aktivitas pembelajaran di sekolah beralih ke ruang maya atau dalam jaringan. Kondisi yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, berpotensi menimbulkan kejenuhan pada peserta didik. Mengantisipasi hal tersebut, penggunaan media pembelajaran interaktif dan kreatif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif. Ini terungkap dalam kegiatan lokakarya yang diselenggarakan mahasiswa S-3 Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Undiksha, Kadek Wirahyuni, S,Pd., M,Pd., Sabtu (2/4/2021).
Di sela kegiatan tersebut, Wirahyuni yang juga seorang akademisi mengatakan, lokakarya ini mengundang guru SMA/SMK di Kecamatan Buleleng sebagai peserta. Ia menjelaskan media pembelajaran merupakan suatu bagian yang integral dari proses pendidikan di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran juga dapat membantu memperjelas materi yang masih samar dan kurang dipahami oleh peserta didik. Di samping itu, hal tersebut juga dapat membangkitkan keinginan, minat, motivasi, dan rangsangan yang baik dalam kegiatan belajar.
Di balik pentingnya media pembelajaran, guru masih sering mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain belum memahami secara mendalam dan lebih luas mengenai media pembelajaran daring yang interaktif dan kreatif, belum mampu memanfaatkan media pembelajaran daring yang interaktif dan kreatif secara tepat, dan belum mampu mengaplikasikan media pembelajaran daring yang interaktif dan kreatif. “Dari hal ini, saya menilai masih perlu ada kegiatan pelatihan. Tujuannya agar pembelajaran daring dapat tetap menarik dengan sentuhan konten yang kreatif dan juga interaktif,” jelasnya.
Dijelaskan lebih lanjut, media pembelajaran interaktif adalah salah satu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru/fasilitator pada saat menyajikan bahan pelajaran. Dalam hal ini, guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan guru dengan sumber pembelajaran. Media pembelajaran ini dapat menggunakan video yang mampu menciptakan suasana lebih “hidup” karena dilengkapi visual maupun suara. Media ini juga mampu merangsang respons siswa sehingga mereka lebih aktif mengikuti pembelajaran.
Media pembelajaran kreatif, menurut perempuan asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu ini dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. “Ini yang memerlukan sikap kreatif dari seorang pendidik,” ucapnya.
Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Undiksha, Dr. I Putu Mas Dewantara S.Pd.,M.Pd. mengatakan, saat ini pendidikan dihadapkan pada dua situasi besar, yaitu tuntutan mewujudkan education 4.0 dan situasi dunia yang berada dalam masa pandemi Covid-19. Dua situasi ini yang dihadapi oleh para guru. Menyikapi keadaan tersebut, salah satu bentuk kepekaan sosial yang digagas oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa adalah dengan menyelenggarakan workshop pembelajaran daring bagi guru-guru dinilai sebagai salah satu solusi. Ia pun berharap kegiatan sharing ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. “Ini juga sebagai salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Akademisi asal Jembrana ini menilai sinergi antara program studi, mahasiswa, dan sekolah, dalam hal ini adalah guru-guru masih sangat diperlukan untuk menciptakan pembelajaran daring yang berkualitas baik pada masa pandemi ini maupun pascapandemi. “Tentu kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dapat berkelanjutan,” imbuhnya. (hms)