Denpasar- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggelar Focus Group Discussion (FGD) evaluasi dan refleksi program Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM) tahun 2022 di Denpasar pada 25 sampai 27 November 2022.
FGD ini diikuti oleh ketua dan sekretaris pusat yang bernaung di bawah LPPPM beserta staf terkait. Pada kesempatan ini tidak hanya diisi paparan oleh masing-masing kepala pusat mengenai realisasi program sepanjang tahun 2022 dan evaluasinya. Tetapi juga ada materi secara khusus oleh narasumber dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali. Materi yang disampaikan terkait pengelolaan keuangan dan perpajakan.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.T.I, Jumat (25/11/2022). Ia yang didampingi Sekretaris LPPPM, Dr. I Gusti Lanang Parwata, S.Pd.,M.Kes., menyampaikan LPPPM adalah salah satu roda penggerak Undiksha yang memiliki dua tugas dan fungsi yang paling critical, yaitu pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu. Pada tahun anggaran 2022, lembaga ini telah memberikan kontribusi bagi perkembangan Undiksha melalui berbagai program strategis.
Paradigma Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah memberikan transformasi kepada penyelenggaraan pendidikan tinggi sehingga banyak kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh LPPPM menyangkut tentang MBKM, seperti asistensi mengajar di satuan pendidikan, magang di industri dan berbagai kegiatan yang lain. Selain itu, LPPPM juga melakukan pengembangan sumber daya manusia dan pusat sumber belajar, maupun peningkatan mutu. “Apa yang sudah dilakukan LPPPM ini kontribusinya sungguh luar biasa terhadap perkembangan Undiksha,” ungkapnya.
Ke depan, Rasben Dantes berharap LPPPM dapat meningkatkan kualitas kerja dan pelaksanaan program. Selain itu juga dapat merancang dan melaksanakan program-program inovatif, termasuk yang arahnya untuk meningkatkan akreditasi program studi dalam rangka Undiksha menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Saat ini, Undiksha yang masih berstatus Badan Layanan Umum (BLU) baru memiliki 32 persen program studi terakreditasi A maupun terakreditasi unggul. Saat ini pula, Undiksha mengajukan 21 program studi yang terdiri atas lima klaster untuk akreditasi internasional. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat tiga klaster akan keluar hasilnya dan mudah-mudahan itu bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan itu bisa menambah program studi – program studi unggul yang ada di Undiksha. Tahun depan ada dua klaster lagi yang divisitasi,” jelasnya.
Tetapi ditegaskan, untuk menjadi PTN BH, akreditasi bukan menjadi syarat satu-satunya. Terdapat pula komponen lain seperti pendanaan, jumlah doktor, dan jumlah profesor. “Untuk itu ini juga menjadi salah satu program Bapak Rektor saat memimpin Universitas ini. Mudah-mudahan dalam beberapa tahun ke depan kita siap menuju PTN-BH dan kita berharap apa yang menjadi tujuan kita mengantarkan Undiksha sebagai universitas unggul dan berdaya saing bisa tercapai,” pungkas Rasben Dantes.
Ketua Panitia FGD, I Made Yoga Yasa, S.T.,M.T., menjelaskan selain evaluasi dan refleksi program tahun 2022, melalui pertemuan ini juga dibahas perencanaan program ke depan dan penganggarannya. (hms)