Singaraja- Polemik yang melibatkan mahasiswa Papua di wilayah luar Bali menyita perhatian banyak pihak. Termasuk Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Saat kunjungan kerja ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Selasa (20/8/2019), ia meminta seluruh rektor menjamin keselamatan seluruh mahasiswa dari bumi dengan sumber daya alam berlimpah itu. “Saya ingin menjamin mahasiswa yang ada di luar Papua. Saya sampaikan kepada Rektor perguruan tinggi se indonesia, khususnya yang negeri. Rektornya harus bertanggung jawab pada mahasiswa Papua. Kalau terjadi kerusuhan, Rektor nanti saya panggil. Rektor harus bertanggung jawab,” ucapnya.
Ia meminta masyarakat, masalah konflik yang terjadi tidak diperuncing. Menurutnya, lebih baik secara bersama-sama mencerdaskan anak bangsa dalam mengahadapi bonus demografi yang akan datang pada tahun 2030. “Penyiapan sumber daya manusia sangat penting. Masalah konflik jangan diperuncing. Saya harapkan rektor perguruan tinggi se- Indonesia, mahasiswa dari Papua, maupun Papua Barat, harus diselamatkan. Tidak boleh didiskriminasi. Jangan sampai tercabik-cabik dari semua element bangsa. Kita harus menjaga, merawat kebangsaan kita,” tegasnya.
Undiksha menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa dari Papua. Rektor, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd menegaskan siap menjamin keselamatannya. “Intinya kita menjamin keselamatan anak-anak Papua di Undiksha. Jaminan tidak ada yang mengganggu,” katanya. Apa yang menjadi arahan Menristekdikti itu sudah langsung ditindaklanjuti. Wakil Rektor III, Prof. Dr. I Wayan Suastra telah bertemu dengan mahasiswa Papua, yang juga didampingi pihak kepolisian. “Kita sudah memberikan jaminan kepada mahasiswa Papua untuk keselatamannya untuk menuntut ilmu di Undiksha dan di Buleleng. Dari kepolisian juga turut dalam pertemuan itu. Kepolisian sangat konsen menjaga kedamaian dan kondusifitas di Buleleng,” ucapnya.
Disampaikan, situasi di Undiksha saat ini sangat kondusif. Hal tersebut juga diyakini sebagai dampak kampanye falsafah Tri Hita Karana, yang salah satunya meminta seluruh civitas akademika menjalin hubungan baik antar sesame, disamping dengan tuhan dan lingkungan. “Falsafah ini terus disampaikan. Oleh sebab itu, mahasiiswa dari berbagai provinsi, belum pernah ada persoalan, kita juga selalu menekankan kebersamaan. Ini point untuk mewujudkan visi Undiksha,” ucap akademisi asal Nusa Dua, Kabupaten Badung ini. Saat ini, terdapat sekitar 70 mahasiswa dari Papua, mendapat program Afirmasi. Undiksha pun telah memberikan perhatian secara intensif. “Mahasiswa Papua dikondisikan untuk tinggal di asrama dan diberikan perhatian secara berkelanjutan. Setiap bulan ada pertemuan,” imbuhnya. (hms)