Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggenjot penerapan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). Hal tersebut mendapatkan dukungan dari Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK). Memantapkan pembelajaran berbasis informasi teknologi itu, dilaksanakan workshop di Hotel Banyualit, Lovina Singaraja, Selasa (19/11/2019).
Kegiatan tersebut melibatkan seluruh dosen FTK yang mencapai 62 orang. Dekan FTK, Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd., menjelaskan penerapan pembelajaran itu bisa dilaksanakan secara maksimal pada fakultas yang baru berusia 17 tahun ini karena sumber daya manusianya sangat melekat dengan teknologi. “Yang dilakukan ini tidak bermaksud menggantikan pembelajaran tatap muka yang selama ini berjalan,” sebutnya.
Ditegaskan, terobosan ini tetap muaranya pada peningkatan kualitas pembelajaran untuk menyiapkan para mahasiswa sebagai generasi digital native memiliki kompetensi yang dibutuhkan di masa depan. Diakui, jika pembelajaran itu berjalan, tentu masih memerlukan dievaluasi sampai pada akhirnya memenuhi tuntutan peraturan Kemenristek dikti Nomor 51 Tahun 2018. Dalam peraturan ini ada tiga modul pembelajaran daring yang bisa dilakukan, yaitu modul tunggal, modus ganda, dan modus konsorsium yang bisa diikuti secara lebih luas dari beberapa perguruan tinggi.
Workshop ini menghadirkan narasumber, Dr. Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd., yang merupalan Kepala Pusat Pembelajaran Daring Undiksha. Akademisi di Prodi Teknologi Pendidikan ini menyebutkan dalam menciptakan pembelajaran daring dapat dilakukan melalui pengalaman belajar sinkronous dan asinkrounus melalui setting langsung, setting maya, setting mandiri, dan setting kolaboratif. Sebagai penjaminan mutu pembelajaran daring, lebih lanjut dijelaskan e-learning dilakukan dengan alur PEDATI (pelajari, dalami, terapkan, evaluasi).
Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM) Undiksha, Prof. Dr.AAIN Marhaeni, M.A., yang juga menjadi narasumber menjelaskan inovasi pembelajaran sangat perlu dilakukan. Penerapan sistem dalam jaringam termasuk salah satunya. Hal tersebut sebagai salah satu strategi untuk mempercepat akses informasi, terlebih di era pembelajaran abad 21 yang menuntut adanya sikap critical, creative, collaborative, dan communicative. “Tentu pembelajaran ini salah satu bentuk persiapam untuk menghadapi era kedepan,” pungkasnya (rls)