Singaraja- Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha (FIP-Undiksha) melalui Badan Eksekutif Mahasiswa menggelar Pemilihan Remaja Berbudipekerti (PRB) ke-XVI. Grand final acara yang berlangsung secara virtual ini dilakasanakan, Senin (30/11/2020). Melalui acara ini diharapkan lahir generasi yang tangguh dan kompetitif di tengah era global.
Ketua Panitia, I Gede Adi Wardana menjelaskan pelaksanaan kegiatan ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berguna dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokatis dan bertanggungjawab. “Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan sesuai kalender kerja BEM tahun 2020. Rangkaian kegiatan telah dilakukan mulai dari persiapan pada bulan Oktober 2020 sampai grand final yang dilaksanakan pada hari ini,” terangnya.
Disampaikan lebih lanjut, terdapat 74 peserta yang berpartisipasi dalam ajang tahunan ini yang berasal dari jenjang SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi. Seleksi dilaksanakan di tingkat sekolah dan perguruan tinggi yang meliputi prestasi akademik, keterlibatan dalam kegiatan ekstra kurikuler dan kepribadian. Peserta kembali diseleksi dan yang dinyatakan lolos ke grand final sebanyak 15 orang. Peserta ini akan memperbutkan piala bergilir dari Gubernur Bali.
Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, I Made Dana Tenaya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini karena sebagai media mendorong kecerdasan non intelektual pada diri peserta. Disampaikan pula pemilihan remaja berbudipekerti sangat penting di tengah kemerosotan nilai-nilai karakter bangsa, adanya penyimpangan prilaku-prilaku di kalangan remaja yang jauh dari nilai budaya bangsa. “Saya berharap kepada para peserta dapat berkarya dan dapat menjadi generasi muda yang dapat mencirikan karakter bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Dekan FIP Undiksha, I Ketut Gading mengatakan pelaksanaan kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kontribusi Undiksha terhadap pembangunan budipekerti di kalangan generasi muda. Ia kembali menekankan adanya pemilihan remaja berbudipekerti berawal dari keprihatinan terhadap dampak pendidikan yang mengutamakan kecerdasan intelektual dan menomorduakan pengembangan budipekerti. Dampak-dampak tersebut cukup banyak dan mudah ditemukan, seperti penyalahgunaan narkoba, konflik antarbangsa, perselisihan antaretnis, dan sebagainya. “Ini nampaknya adalah dampak-dampak negatif dari pendidikan yang hanya mengedepankan pengembangan kecerdasan intelektual dan menomorduakan pengembangan budipekerti. Oleh karena itu kita terpanggil untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan generasi muda, khususnya pembangunan budipekerti,” ungkapnya.
Melalui ajang ini diharapkan nantinya para lulusan sekolah maupun perguruan tinggi merupakan lulusan yang sehat jasmani, rohani, cerdas secara intelektual dan juga cerdas secara emosional, spiritual, sehingga menjadi manusia-manusia yang tangguh, dan kompetitif di era global. Upaya penguatan budipekerti, ditegaskan Gading telah menjadi komitmen untuk diaplikasikan pada mahasiswanya. Menurutnya, sebagai calon pendidik harus mampu menjadi contoh bagi generasi selanjutnya. (hms)