Singaraja- Bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan, Selasa (10/11/2020), Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (FHIS) Undiksha menyelenggarakan International Conference on Law, Social Sciences and Education (ICLSSE). Konferensi yang menginjak kali ke dua ini sebagai rangkaian pelaksanaan Forum Komunikasi HISPISI 2020 yang mengusung tema ”Entering the New Normal Society”.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FHIS, Prof. Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed. Ia menyampaikan kehadiran pandemi Covid-19 dan hadirnya era masyarakat new normal telah memicu perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Tidak dapat dimungkiri banyak masalah sosial yang timbul dari perspektif sosial, politik, budaya, ekonomi, hukum, dan pendidikan. “Karena itulah tujuan webinar adalah membahas dan mengkaji apa yang pakar atau praktisi ilmu-ilmu sosial, hukum, dan pendidikan sosial dapat dipartisipasikan dalam membangun masyarakat memasuki era baru ini,” katanya.
Seminar internasional ini menghadirkan Prof. Dr. I Wayan Lasmawan sebagai keynote speaker. Ia merupakan Wakil Rektor II Undiksha dan sekaligus Ketua Umum Forum Wakil/Pembantu Rektor II PTN Se-Indonesia. Selain itu juga ada tiga narasumber yakni Prof. Dr. Warsono, M.S., dari Universitas Negeri Surabaya, Indonesia; Nico Irawan, S.S., M.Pd, dari International College of Rajamangala University of Technology Krungthep, Thailand; dan Prof. Madya Dr. Vishalache Balakrishnan dari Universiti Malaya, Malaysia.
Keynote speaker, I Wayan Lasmawan menyampaikan pandemi Covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, mulai menyangkut sisi individu hingga pada tataran sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum. Salah satu perubahan tersebut terjadi pada pola interaksi manusia, seperti cara berpikir, berkomunikasi dan berperilaku. Menurutnya, sudah saatnya ilmu sosial harus muncul sebagai salah satu jawaban untuk mengatasi realitas tersebut. “Kajian dari pada pendidikan IPS itu adalah manusia itu sendiri. Bagaimana dia hidup di masyarakat dan bagaimana dia berkehidupan untuk menjadikan masyarakat ini lebih baik. Sebenarnya apapun masalah yang dihadapi oleh setiap manusia di dunia ini, manakala dia sudah menjadi paham dan memahami apa sih sebenarnya pendidikan IPS dan bagaimana sih logika-logika yang dibelajarkan dalam pendidikan IPS, seberat apapun beratnya masalah, itu akan lewat,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut menunjukkan ilmu sosial sebagai disiplin yang otonom dan sintetik. Sebab dengan pisau bedah yang melekat padanya, ilmu sosial pada dasarnya telah mengantisipasi permasalahan awal kehidupan untuk menjadikan masyarakat lebih kritis, inovatif, arif, dan selalu mengedepankan dimensi manusia dalam segala gerak pemikiran, sikap, perilaku, dan harapan. masa depan. Ilmu sosial memiliki peran yang andal sebagai wahana pembinaan budaya dan karakter manusia agar kelak menjadi warga negara yang berkarakter kuat dan tangguh di tengah tantangan global maupun menghadapi pandemi Covid 19. “Tetapi masalahnya sekarang kita cenderung abai, bahwa logika-logika, hipotesa-hipotesa pendidikan IPS itu dianggap kurang penting. Tetapi manakala masalah muncul dan kita dihadapkan pada sebuah persoalan, baru kita sadar ternyata pendidikan IPS itu penting,” ucapnya. Atas hal tersebut, diharapkan pendidikan IPS mendapat perhatian yang semakin serius oleh seluruh pihak, utamanya dunia pendidikan.
Dalam kesempatan lain, Ketua Panitia, Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M menyatakan pelaksanaan seminar internasional ini merupakan kali kedua, serangkaian kegiatan HISPISI 2020, untuk pertama kalinya Undiksha khususnya FHIS ditunjuk untuk menjadi tuan rumah komunikasi HISPISI. (rls)