Singaraja- Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menjadi tuan rumah dalam acara Forum Komunikasi Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Indonesia (HISPISI), Senin (9/11/ 2020). Acara ini diikuti 12 universitas, antara lain, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Padang, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Negeri Medan, Universitas Pendidikan Indonesia, serta Universitas Negeri Surabaya.
Selain agenda utama ini, acara ini juga dirangkaikan dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) mahasiswa tingkat Nasional dan pada 10 Nopember bertepatan dengan hari Pahlawan dilaksanakan “The 2st International Conference on Law, Social Sciences and Education (ICLSSE) yang bertajuk “Entering The New Normal Society”.
Ketua Panitia, Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M, mengungkapkan penyelenggaraan forum ini dimaksudkan untuk menyelaraskan langkah antarperguruan tinggi, serta mempermudah dalam hal meningkatkan mutu pendidik di seluruh Indonesia dengan menciptakan komunikasi keilmuan antarlembaga yang sama. “Kami berharap melalui komunikasi di forum ini, ada ide-ide untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam bidang ilmu sosial,” katanya.
Dekan FHIS Undiksha, Prof. Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed., mengharapkan forum ini dapat selalu bekerjasama dalam menghadapi tantangan global untuk pendidikan yang lebih baik. Melibatkan seluruh stake holders di fakultas, forum ini akan dibagi menjadi beberapa tingkat dengan pengelompokan pada setiap jabatan yang ada. “Pemfokusan ini akan mempermudah proses kerja sama karena pada setiap tingkat diprediksikan memiliki masalah yang berbeda dengan konteks yang berbeda pula. Pengelompokan ini diharapkan dapat saling memberi efek timbal balik dan menfokuskan pada kemampuan problem solving pada rintangan yang harus dihadapi di abad pelangi pengetahuan dan keterampilan pada setiap tingkat,” ungkapnya.
Ketua Umum HISPISI, Prof. Dr. Komarudi, M.Si dalam sambutannya sekaligus membuka acara menyampaikan tentang hal-hal pokok kepada pelaku dan pengelola perguruan tinggi di Indonesia. Ia mendorong kinerja utama perguruan tinggi dapat mengakomodir berbagai kebijakan yang terkait dengan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, yang didalamnya menyangkut pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, peguruan tinggi berbadan hukum, dan hak belajar bagi mahasiswa tiga semster di luar program studi. “Hal inilah yang menjadi tugas kita bersama,” tegasnya.
Guna menyukseskan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menurutnya perlu didukung kolaborasi yang semakin kuat antarperguruan tinggi dalam forum ini. Pada kesempatan tersebut juga ditekankan pentingan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, yaitu lulusan Perguruan Tinggi, kuantitas mahasiswa yang mendapatkan pengalaman di luar kampus, aktivitas dosen mengerjakan proyek di luar kampus, jumlah praktisi dari luar kampus yang mengajar di dalam kampus, hasil riset terapan dari para dosen yang ada di kampus, jumlah program studi atau prodi yang tengah bekerja sama dengan mitra kelas dunia, jumlah mata kuliah yang pada evaluasi terakhir pembelajaran berbasis proyek (project based) atau yang berbasis partisipasi di dalam kelas, serta jumlah program studi yang berstandar internasional. (rls)