Badung- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi dan Refleksi Capaian Program Bidang Kemahasiswaan tahun 2022 di Kuta, Badung, 27 dan 28 November 2022.
FGD ini diikuti oleh Kepala Biro, para Wakil Dekan III fakultas di lingkungan Undiksha, tim program bidang kemahasiswaan, pejabat fungsional bidang kemahasiswaan beserta staf, Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Presiden Mahasiswa Republik mahasiswa dan sejumlah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hubungan Masyarakat, dan Alumni Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., saat membuka acara menyampaikan pada tahun 2022, berbagai program kemahasiswaan telah dilaksanakan. Program tersebut mengacu pada Sistem Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan dan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), seperti peningkatan soft skill, kewirausahaan, program kreativitas mahasiswa, dan sebagainya. Selain itu, untuk prestasi, cukup banyak yanh berhasil diraih oleh mahasiswa, baik tingkat nasional maupun internasional.
Tahun berikutnya, upaya peningkatan kualitas program terus dilakukan. Hal ini diharapkan selalu mendapat dukungan dari civitas akademika. “Kita mengacu pada beberapa acuan, seperti MBKM itu menjadi acuan pokok. Program wirausaha, magang dan project, wiradesa, itu sangat bersinergi dengan MBKM, sehingga mahasiswa nantinya bisa mengkreditkan kegiatan-kegiatan mereka, prestasi mereka, sehingga mereka tidak perlu lagi mengambil matakuliah yang sesuai karena sudah terkonversi dengan kegiatan kemahasiswaan. Sehingga itu keuntungannya,” jelasnya.
Dalam rangka mendorong tumbuhnya prestasi, dinyatakan Undiksha selalu memberikan perhatian, baik dari anggaran maupun memberikan penghargaan bagi mahasiswa dan dosen.
Kegiatan ini menghadirkan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., sebagai narasumber. Ia membawakan materi tentang anggaran bidang kemahasiswaan. Ditegaskan, Undiksha memberikan perhatian serius terhadap anggaran program kemahasiswaan dengan alokasi sebesar 10 hingga 11 persen.
Selain itu dihadirkan pula Pelatih dan Pendamping UMKM, Dr. Wisnu Sakti Dewobroto sebagai narasumber. Ia memberikan materi tentang kewirausahaan. Kewirausahaan menhadi salah satu unggulan dari pemerintah pusat yang juga digalakkan di kalangan perguruan tinggi.
Ia menyebutkan program ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga sosial. Oleh sebab itu, mahasiswa diharapkan menjadi garda terdepan menjadi salah satu problem solver.
Tidak dimungkiri, terdapat tantangan dalam mengembangkan kewirausahaan, khususnya di perguruan tinggi. Tantangan yang paling menonjol adalah takut gagal. Oleh perguruan tinggi, hal tersebut perlu diatasi dengan menciptakan kampus yang ramah untuk berwirausaha. Kampus dapat menghadirkan secara rutin pelaku-pelaku kewirausahaan maupun pihak terkait lainnya ke dalam kampus untuk berbagi pengalaman maupun hal lain yang bersifat solutif. “Dari situ mahasiswa tidak hanya belajar dari dosen tapi juga belajar dari UKM-UKM atau wirausaha tangguh dari lokal. Dari situ mereka akan semakin didukung jika mengalami kegagalan. Dosen oke, tapi kita butuh unsur lain seperti wirausaha lain atau instansi terkait,” jelas Dewobroto.
Dewobroto melihat iklim berwirausaha mahasiswa Undiksha sudah semakin tumbuh. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah proposal yang lolos dua tahun terakhir yang sangat tinggi dan ada yang berhasil menempati juara di Pekan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia tahun 2022 yang berlangsung di Surabaya. Iklim kewirausahaan ini diharapkan dapat terus dikembangkan dengan melihat potensi dan keunikan daerah. (hms)