Pendidikan kedokteran pariwisata yang menjadi “roh” Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mendapat respon positif dari sejumlah kalangan. Seperti halnya Dinas Pariwisata dan RSUD Kabupaten Buleleng. Pasalnya, para lulusan diyakini akan mampu mendongkrak kenyamanan pelayanan, khususnya bagi wisatawan asing karena dibekali kemampuan lain, diluar bidang kedokteran. Hal demikian terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD), Kamis (10/1/2019).
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna yang menjadi narasumber menyampaikan, perkembangan pariwisata di Kabupaten Buleleng beberapa tahun belakangan semakin pesat. Kunjungan tak hanya tingkat domestik, namun juga mancanegara. Hal tersebut perlu mendapat perhatian serius. Tidak hanya pada pelayanan umum di objek wisata, tetapi juga aspek lain, yakni dalam penanganan kesehatan. “Seperti kunjungan kapal pesiar di Pelabuhan Celukan Bawang. Perlu ada pelayanan pemeriksaan kesehatan. Dengan nantinya ada dokter-dokter yang khusus untuk itu, akan sangat bagus. Kami sangat mendukung Undiksha menggarap pendidikan seperti itu,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, pelayanan kesehatan yang prima juga menjadi salah satu bagian dalam mewujudkan kenyamanan dalam berwisata. Oleh sebab itu, FK Undiksha diharapkan bisa bisa selalu bersinergi kedepannya, termasuk dengan para pelaku pariwisata. “Semoga dengan ini bisa mewujudkan pariwisata yang semakin berkualitas,” imbuh birokrat asal Kelurahan Kendran, Buleleng ini.
Hal senada juga disampaikan Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana. Menurutnya keberadaan FK Undiksha ini menguntungkan untuk Rumah Sakit. Sebab sejumlah dokter spesialisnya “dipinang” menjadi tenaga pendidik. Demikian juga untuk lulusan FK nantinya bisa mendongkrak pelayanan di rumah sakit. “Respon tentu sangat baik karena saling menguntungkan antara rumah sakit dengan FK Undiksha,” katanya. Sejauh ini, sambungnya belum ada dokter yang khusus kepariwisataan di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai itu. “Kalau pasien warga negara asing, ada. Dengan berbagai keluhan sakit,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,mengatakan FGD ini sebagai media untuk menerima masukan yang nantinya bisa dipakai sebagai pedoman dalam penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi, khususnya pada FK. “Ini mengundang stake holder terkait, dari FK Udayana, Dinas Pariwisata dan PHRI, disamping memang dari dekan sendiri. Kami berharap melalui ini ada masukan untuk peningkatan kualitas terutama dalam proses belajar mengajar,” jelasnya.
Mantan Wakil Rektor II Undiksha ini optimis FK dengan core kependidikan akan mampu mencetak dokter-dokter dengan kemampuannya melampaui yang lain. “Saya optimis untuk itu, karena lebih banyak mendidiknya. Tidak hanya mengajarkan kemampuan akademik kepada mahasiswa, tetapi juga supaya menjadi lebih berkarakter, bisa bertanggung jawab dan terutama melayani,” tegasnya.
Menghadapi revolusi industri 4.0, peningkatan kualitas Suber Daya Manusia (SDM) pada fakultas yang berdiri 8 Agustus 2018 ini terus dilakukan. Berkaitan erat dengan pariwisata, penguasaan bahasa asing wajib dilakukan. “Mahasiswa wajib menguasai Bahasa Inggris dan bahasa asing lain. Ini penting untuk meningkatkan daya saing,” tegasnya.
Pengembangan sarana-prasaran juga terus dilakukan. Sesuai rancangan, fakultas tersebut bertaraf internasional. Hal ini sekaligus untuk mendukung internasionalisasi at home universitas yang dicanangkan pada tahun 2019. “Bertaraf internasional ini yang paling mudah dilakukan dari pada yang lain. Ini sejalan dnegan pencanangan internasionalisasi,” pungkasnya. FGD yang bertempat di Ruang Ganesha III Rektorat Undiksha ini juga menghadirkan narasumber Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr. Sp.OT (K), MHA.,MBA (Dekan FK Undiksha), Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si.,Sp.MK (K) (Wakil Dekan I FK Unud), dr. I Wayan Sudana, M.Kes (Dirut RSUP Sanglah) dan Dr. I Nengah Laba, S.Pd.,M.Hum (PHRI Bali). Selain itu juga mengundang sejumlah Kepala SMA/SMK di Bali beserta Osis untuk mendapatkan sosialisasi FK Undiksha. (hms)