Singaraja- Pusat Kajian Gender dan Anak Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema isu gender dan anak, Rabu (20/11/2024). Acara yang berlangsung di ruang pertemuan gedung rektorat Undiksha ini melibatkan sejumlah instansi pemerintah Kabupaten Buleleng dan akademisi, bertujuan memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintahan dalam meningkatkan kesadaran gender serta perlindungan anak.
Ketua Pusat Kajian Gender dan Anak Undiksha, Prof. Dr. Ni Komang Arie Suwastini, M.Hum menjelaskan FGD ini merupakan langkah strategis untuk membahas isu-isu krusial terkait gender dan anak. “Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan solusi kolaboratif terhadap berbagai permasalahan gender dan anak di sekitar kita, guna mewujudkan pembangunan yang lebih komprehensif,” ungkapnya.
Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I., mewakili Rektor Undiksha. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran Undiksha dalam kolaborasi lintas instansi untuk menangani isu strategis di masyarakat. “Undiksha terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui kontribusi dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A), I Nyoman Riang Pustaka, S.IP memberikan apresiasi kepada Undiksha atas kolaborasi dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Ia berharap dari kolaborasi ini dapat lahir ide atau gagasan yang penting untuk pencegahan munculnya kasus kekerasan pada anak maupun Perempuan.
Rangkaian kegiatan FGD ini juga mencakup workshop penyusunan buku ajar berperspektif gender yang dipandu oleh Prof. Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum. Dalam paparannya, Prof. Sendratari menjelaskan pentingnya buku ajar yang memuat prinsip kesetaraan gender berdasarkan teori kognitif sosial Albert Bandura. “Konten buku ajar dapat memengaruhi sikap sosial dan perspektif siswa secara signifikan,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan kritis dalam menulis buku ajar untuk melawan stereotipe negatif terhadap perempuan, seperti anggapan bahwa perempuan lebih lemah atau tidak layak mendapatkan pendidikan tinggi.
FGD ini turut mengundang sejumlah dinas terkait, seperti Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, serta Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. (hms)