Singaraja- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Kali ini, prestasi membanggakan datang dari ajang English Guiding Contest yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten pada 14 – 16 April 2025.
Adalah Ni Luh Eka Setyawati, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, yang berhasil meraih Juara I dalam kompetisi tersebut. Ia sukses mengungguli puluhan peserta dari berbagai universitas di seluruh Indonesia.
English Guiding Contest merupakan ajang yang bertujuan untuk mengasah kemampuan public speaking, storytelling, serta pemahaman peserta terhadap potensi wisata lokal yang disampaikan secara menarik dan komunikatif. Selain itu, lomba ini juga mendorong generasi muda untuk menjadi pemandu wisata profesional yang beretika, memiliki wawasan budaya, serta mampu berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai latar belakang. Melalui simulasi lapangan, peserta mendapatkan pengalaman nyata yang tidak hanya membentuk keterampilan guiding, tetapi juga menanamkan nilai-nilai komunikasi lintas budaya.

Dalam kompetisi ini, Eka sapaan akrabnya mendapat tugas untuk mempromosikan objek wisata Desa Gunung Sari, yang terletak di Madiun, Jawa Timur. Meskipun waktu persiapan tergolong singkat, yakni hanya satu minggu, ia tetap menunjukkan dedikasi dan semangat luar biasa. Di bawah bimbingan dosen, Kadek Sintya Dewi, S.Pd., M.Pd., ia melakukan riset secara intensif dengan memanfaatkan berbagai sumber, seperti situs resmi, YouTube, Instagram, serta Google. Informasi yang diperoleh kemudian dirangkum dan disusun dalam format penyampaian berdurasi maksimal 10 menit agar mampu menarik perhatian juri dan tampil beda dari peserta lainnya.
Dalam presentasinya, mahasiswa semester IV ini memilih untuk mempromosikan dua objek wisata unggulan, yaitu Museum Purabaya dan Pasar Pundensari. Museum Purabaya dikenal memiliki konsep tematik periodik yang berganti setiap enam bulan, mengikuti alur sejarah di Madiun. Ia juga memaparkan koleksi yang dimiliki museum, seperti peralatan berburu dan alat pertanian dari masa lampau. Sementara itu, Pasar Pundensari merupakan pasar tradisional yang hanya buka setiap hari Minggu dan menjual berbagai makanan serta minuman khas daerah.
Tak hanya itu, Eka turut memperkenalkan tari Jaranan, tarian tradisional khas Jawa Timur, sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal. Ia bahkan memberikan tutorial membuat keris dari janur sebagai bentuk praktik kearifan lokal. Salah satu bagian paling menarik dari presentasinya adalah pengenalan terhadap makanan khas Madiun, yakni Raja Mangsa Mantyansi. Eka menjelaskan makanan ini tidak hanya lezat, tetapi juga sarat makna filosofis yang mengajarkan tentang harmoni antara manusia dan alam dalam bentuk sajian kuliner.
Persiapan yang matang dalam waktu singkat akhirnya membuahkan hasil manis. Eka berhasil membawa pulang gelar juara pertama, sekaligus mengharumkan nama Undiksha di tingkat nasional. (hms)