Singaraja– Peningkatan publikasi ilmiah tetap menjadi perhatian serius Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Hal tersebut untuk mendukung klasterisasi institusi. Demikian terungkap dalam Sosialisasi Publikasi Ilmiah Tahun 2019 yang diselenggarakan Kemenristekdikti di Gedung Seminar Umum Undiksha, Kamis (24/10/2019).
Pada sosialisasi yang juga diikuti dosen dari sejumlah perguruan tinggi di Kabupaten Buleleng ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha, Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa, M.Si., mengatakan sesuai dengan kontrak kerja bersama Rektor, diinginkan adanya peningkatan publikasi ilmiah, baik pada jurnal nasional terakreditasi maupun internasional bereputasi. Diakui, khusus untuk Undiksha, pada 2018 jumlah publikasi meningkat tajam dari tahun sebelumnya. Pada 2019 juga terjadi peningkatan, namun tidak terlalu signifikan. Melalui sosialisasi ini, diharapkan ada solusi yang diberikan oleh kementerian. “Kami sudah mengadakan klinik publikasi ilmiah atau yang lain dalam rangka meningkatkan publikasi. Dari sosialisasi ini, kami berharap juga mendapatkan strategi,” jelasnya.
Peningkatan publikasi ilmiah, menurut akademisi Geografi ini akan berimbas pada pemeringkatan universitas yang semakin baik ditingkat nasional maupun internasional. Oleh sebab itu, pihaknya terus berupaya melakukan percepatan. “Ini terus digenjot. Dalam klasterisasi perguruan tinggi, ini masuk sebagai perhatian,” katanya.
Sementara itu, Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., menyebutkan publikasi ilmiah ini menjadi kewajiban dari dosen. Hal tersebut juga sekaligus untuk mendukung persyaratan administrasi dalam kenaikan pangkat maupun mengejar guru besar. Di Undiksha, hal tersebut telah dicanangkan pada tahun 2017. “Undiksha sudah melakukan langkah-langkah. Dari pencanangan tahun publikasi ini, jumlah publikasi meningkat signifikan,” ucapnya. Namun demikian, ia menginginkan publikasi yang dilahirkan juga harus diikuti dengan hilirisasi. Dalam artian bisa menjadi produk yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Hilirisasi ini bisa bekerjasama dengan industri,” tegasnya.
Disampaikan lebih lanjut, pemerintah telah mengucurkan dana yang cukup besar untuk mendukung penelitian oleh perguruan tinggi. Dengan sistem yang bagus, hal itu diharapkan mampu melahirkan hasil yang sesuai dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. “Saya tidak pernah meragukan kemampuan SDM Indonesia. Saya tidak pernah meragukan SDM Undiksha. Saya katakana Undiksha berani bersaing dengan apa saja. Perguruan tinggi mana saja. Kalau kita mau berkomtimen, pasti bisa,” katanya.
Pelaksanaan penelitian, sambungnya tidak hanya fokus pada satu disiplin ilmu. Tetapi bisa bersinergi dengan ilmu lain. Demikian juga yang terlibat dalam tim bisa antarfakultas maupun perguruan tinggi. “Silahkan bersinergi. Termasuk dengan negara lain,” imbuhnya. Sosialisasi tersebut, Undiksha dipercaya menjadi hort. Hadir tiga pembicara, yaitu Suminar S. Achmadi yang membawakan materi Publikasi Buku dan Konferensi, Wasman Manalu dengan materi Etika Publikasi Ilmiah dan Dwi Fajar Saputra, materi Publikasi Jurnal Ilmiah dan Akses E-Resources Kemenristekdikti. (hms)