Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menyambut Dies Natalis ke-26. Acara kali ini dijadikan momentum untuk menguatkan tata kelola kelembagaan dan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Usia ke-26, tentu menjadi usia yang sangat produktif bagi Undiksha,” ungkap Rektor, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., usai upacara pembukaan di lapangan upacara kampus setempat, Selasa (8/1/2019).
Didampingi wakil rektor, ia menjelaskan penguatan tata kelola kelembagaan telah menjadi komitmen bersama sivitas akademika Undiksha. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) hingga sarana-prasarana. Hal tersebut juga tak lain untuk mempercepat terwujudnya visi Undiksha sebagai universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045. “Jika tata kelola suda baik. Begitu juga SDM, visi itu bisa terwujud lebih cepat. Tidak harus menunggu lama,” tegasnya.
Pada 2019 ini, dicanangkan sebagai tahun internasionalisasi. Mewujudkan itu, universitas yang telah memiliki Fakultas Kedokteran ini telah melakukan langkah nyata, berupa pengiriman dosen maupun mahasiswa ke luar negeri untuk menempuh pendidikan. Program ini sudah berlangsung sejak 2017. Memaksimalkan itu, juga dilakukan peningkatan penguasaan bahasa asing terhadap dosen dan mahasiswa melalui program International Centre for English Excellence (ICEE). “Kami juga akan menerima sebanyak-banyaknya mahasiswa dari luar negeri. Termasuk juga dosen untuk mengajar disini,” sebut mantan Wakil Rektor II Undiksha ini.
Pada kesempatan itu, juga disampaikan capaian selama empat tahun terakhir. Jampel menjelaskan, awal menjabat sebagai orang nomor satu di universitas negeri terbesar di Bali Utara ini pada tahun 2015, telah dicanangkan sebagai tahun kebersamaan. Itu pun bisa terwujud sesuai harapan. Ditunjukkan dengan kesamaan komitmen untuk menjadikan universitas lebih baik. Kemudian pada 2016, ditetapkan sebagai tahun akreditasi. Berbekal kerja keras, sekitar 40 persen program studi yang awalnya terakreditasi C, dalam dua tahun, nyaris seluruhnya sudah menjadi B. Beberapa juga sudah ada yang meraih A. “Sekarang tinggal satu yang C. Capaian ini juga tak lepas dari pencanangan tahun kebersamaan,” ungkapnya.
Sementara itu, tahun 2017, ditetapkan sebagai tahun publikasi. Dosen didorong untuk menulis artikel ilmiah yang mampu terbit pada jurnal internasional bereputasi. “Awalnya artikel yang terbit bisa dihitung dengan jari. Sekarang sudah mencapai 166. Dengan universitas yang kecil, dosen tidak banyak, ini capaian yang luar biasa,” kata rektor asal Kuta Selatan, Badung ini. Khusus untuk tahun 2018, ditetapkan sebagai tahun informasi teknologi. Berbagai urusan birokrasi dilakukan melalui sistem. “Dengan ini, birokrasi bisa lebih cepat,” ucapnya.
Selain capaian itu, Jampel menyebutkan, Undiksha juga berhasil menempati ranking tiga nasional dalam zona intergritas wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani. Mendapat posisi itu harus bersaing dengan ratusan universitas. Selain itu, dari tahun 2016 sampai 2018 juga berturut-turut mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Kami terus melakukan perbaikan, termasuk kurikulum. Revolusi industri 4.0 juga tetap menjadi perhatian,” imbuhnya.
Khusus untuk perayaan dies natalis, Ketua Panitia, I Wayan Treman, S.Pd.,M.Sc.,menyebutkan diisi berbagai jenis lomba dari bidang olahraga hingga kesenian. Pada puncaknya 16 Januari diisi dengan malam gelar seni. “Kami berharap melalui dies natalis ini, Undiksha bisa semakin baik kedepan,” pungkasnya. (hms)