TIM pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dan Universitas Udayana berkolaborasi melatih dan mendampingi Home Industry Bali Sari, Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng untuk memproduksi pakan ternak biofermentasi. Pelaksanaan kegiatan ini dalam kerangka penyediaan pakan berkelanjutan sekaligus sebagai upaya pelestarian sumber pakan hijauan.
Home Industry Bali Sari adalah kelompok usaha di bidang produksi produk perawatan kulit dengan menggunakan susu kambing dan ekstrak herbal sebagai campuran utamanya. Dalam pemenuhan pakan ternak, menjadi titik krusial bagi peternak ruminansia karena ketersediaan pakan tidak kontinyu. Terlebih pada musim kemarau, peternak mengalami kesulitan untuk mencari pakan hijauan. Disisi lain, saat pakan hijaun berlimpah, peternak justru disibukkan dengan aktivitas memetik hasil panen kopi yang merupakan hasil komoditas utama petani di Desa Sepang.
Adanya kesenjangan tersebut membuat tim PKM dari dua perguruan tinggi negeri di Bali ini mencoba untuk menggagas solusi dengan melatih peternak mengolah pakan hijaun secara biofermentasi menjadi silase yang bisa disimpan dan diberikan ke ternak ruminansia sewaktu-waktu.
Ketua TIM pelaksana PKM, Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si, Selasa (26/9/2022) mengatakan kegiatan ini merupakan hulu dari upaya peningkatan ekonomi kreatif produk perawatan kulit berbasis susu kambing yang pelaksanaannya sudah mulai digulirkan dari 10 Juli 2022. PKM ini diawali dengan pelatihan dan pendampingan pembuatan mikroorganisme lokal (MOL), pembuatan pakan ternak biofermentasi/Silase yang kemudian dilakukan pendampingan perbaikan kemasan produk perawatan kulit produksi Bali Sari pada 25 September 2022.
Secara prinsif, jelas akademisi bidang Kimia ini, pakan ternak dalam bentuk silase ini dibuat dari campuran pakan hijauan yang ditambahkan konsentrat yang dapat berupa dedak padi maupun jagung dan ditambah sedikit mineral seperi garam dan urea yang difermentasi secara anaerob menggunakan mikroorganisme khususnya bakteri asam laktat. “Proses fermentasi ini umumnya berlangsung selama kurang lebih 3 minggu yang dilakukan dalam silo atau tonk plastik dengan penutup,” jelasnya.
Akademisi Unud bidang teknologi pertanian sekaligus anggota pelaksana PKM, Dr. I Putu Surya Wirawan, M.Si, menambahkan keunggulan dari silase diantaranya kadar serat pada pakan hijauan segar umumnya didominasi komponen lignoselulosa (karbohidrat komplek) yang sulit dicerna ternak, sehingga melalui proses fermentasi mampu meningkatkan daya cerna ternak, dapat memenuhi kebutuhan 70 sampai 90 persen kebutuhan gizi ternak dan nilai nutrisinya cukup stabil walaupun disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Program kemitraan masyarakat tahun 2022 ini merupakan hibah pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (rls/hms)