Singaraja- Prestasi tingkat internasional yang diraih oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus berlanjut. Kali ini datang dari ajang Darulaman International Innovation, Competition and Exhibition (DiLCE) 2021 yang berlangsung pada 5- 6 Juli 2021. Tim Undiksha yang terdiri atas I Ketut Andika Pradnyana dari Prodi Teknologi Pendidikan (S2), Ni Putu Ayu Pirdayanti Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (S1), Ni Ketut Anggriani Prodi Pendidikan Sejarah (S1), Gusti Aditya Trisna Murti Prodi Pendidikan Teknik Informatika (S1), Putu Diah Pradnya Paramitha Prodi Akuntansi (S1), dan Ni Kadek Anggun Purwita Sari dari Pendidikan Manajemen (S1) berhasil meraih medali emas
Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Institute of Teacher Education, Kampus Darulaman bersama Pemerintah Negara Bagian Kedah Darul Aman, Center of Excellence Geopolymer and Green Technology (CEGeogTech) dan Malaysian Research & Innovation Society (MyRIS), University of Perlis Malaysia (UniMAP). Sedikitnya terdapat 350 inovasi yang dilombakan, karya dari peserta berbagai negara.
Khusus tim Undiksha, perwakilan tim, Ni Putu Ayu Pirdayanti, Minggu (25/7/2021) menuturkan karya yang ditampilkan pada ajang itu adalah Kolok.id: An Application for Digital Learning Media Integrated with Game and Kolok Dictionary to Improve Kolok Students’ Learning Performance in Covid-19 Pandemic. Karya ini merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan dengan tujuan utama untuk memudahkan siswa kolok (tuna wicara) dalam menerima setiap pelajaran dan mempermudah komunikasi siswa. Fitur-fitur utama yang terdapat di dalam aplikasi ini meliputi kompetensi dasar dan indikator, materi ajar, game teka-teki silang, quiz, kamus kolok, dan panduan penggunaan. Aplikasi ini juga relevan digunakan pada saat pandemi Covid-19 untuk menunjang pembelajaran siswa dari rumah. “Latar belakang dari dibuatnya aplikasi Kolok.id adalah adanya keterbatasan fisik siswa kolok yang berdampak pada sulitnya proses pembelajaran. Guru kesulitan mendapatkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sulitnya siswa kolok dalam memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak dan apabila kebetulan pendamping khusus siswa kolok (penerjemah bahasa kolok) berhalangan hadir maka siswa kolok akan kesulitan dalam menerima pelajaran,” ujar mahasiswa kelahiran Denpasar 1999.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ini juga mengatakan bahwa sebagai mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, membuat dirinya beserta tim tergerak untuk ikut berinovasi dan menambah wawasan mengenai pendidikan. Terhadap prestasi yang diraih, juga membuatnya merasa bangga. Hal tersebut tidak lepas dari peran pembimbing, I Wayan Pardi, S.Pd.,M.Pd dan dukungan pimpinan Undiksha. “Sangat senang, bangga, dan bersyukur sekali tentunya karena karya dari anak-anak Undiksha bisa mendapatkan apresiasi yang sangat bagus dikancah Internasional. Kerja keras dan kolaborasi dari penentuan ide, pembuatan abstract, serta pembuatan video akhirnya membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu, kegiatan ini juga membuka wawasan kami untuk semakin membuka mata dengan hal-hal yang ada di lingkungan kita,” ujarnya.
Selain bangga karena prestasi, melalui ajang ini, ia bersama timnya juga mendapatkan pengalaman untuk berbagi pengetahuan bersama peserta lain, yang memiliki visi sama, yaitu memajukan pendidikan. Mahasiswi asal desa Petang ini mengharapkan agar kedepan karyanya dapat dikembangkan lagi dan bisa diimplementasikan langsung secara berkelanjutan di sekolah inklusi dan anak-anak tuna wicara. (hms)