Singaraja- I Kadek Agus Suardana, mahasiswa Universitas Pendidikan Genesha (Undiksha) yang merebut lima medali diKejuaraan AWbF University Woodball Championship 2019 dan 7th Korea Open International Woodball Championship 2019 menghadap Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., di Ruang Kerjanya, Jumat (21/6/2019). Pretasi dari olahraga woodball ternyata telah mampu memberikan perubahan hidup untuk keluarga mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ini.
Ketika berbincang, wajah semangatnya masih terpancar. Senyumnya pun masih sangat binar. Menunjukkan sebuah kebanggaan akan prestasi yang telah diraih. Seakan rasa lelah menempuh perjalanan dari Korea Selatan yang sampai berjam-jam dibuat sirna. Pada pertemuan yang berlangsung singkat itu, mahasiswa asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini menyempatkan berbagai cerita, sekelumit akan perjuangannya mengikuti kompetisi bergengsi itu. “Cukup bangga bisa menjadi wakil Indonesia dan Undiksha,” tuturnya.
Atas prestasi gemilangnya itu, ia yang menargetkan wisuda pada Agustus 2019 ini ditawari beasiswa untuk kuliah S-2 di Undiksha. Hal tersebut pun disambut positif dan ingin bisa diwujudkan. Terlepas dari hal itu, mahasiswa tiga bersaudara ini memiliki cerita tersendiri berkat olahraga woodball. Ia yang terlahir dari keluarga kurang mampu telah memiliki bakat sejak kecil. Pada 2013, untuk pertama kalinya didapuk untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mewakili Kabupaten Buleleng, tanah kelahirannya. Ia yang ketika itu masih duduk di bangku SMA tampil dengan penuh percaya diri dan berhasil menyabet dua medali emas. Prestasi itu tak membuatnya langsung puas. Yang terjadi justru “ketagihan” untuk semakin menekuni olahraga woodball. Pada tahun 2015, ia kembali tampil pada ajang Asian University dan Indonesia Open. Hasilnya, medali emas, perak dan perunggu dengan masing-masing satu berhasil diraih. Ada juga uang saku. “Minat saya semakin gede lagi untuk ikut kejuaraan,” tuturnya.
Pada tahun 2017, ia kembali dipercaya mewakili Kabupaten Buleleng dalam ajang Porprov di Kabupaten Gianyar. Kala itu, jerih payahnya berbuah manis. Tiga medali emas berhasil disabet dan dinobatkan pula sebagai atlet woodball terbaik. Selain kejuaraan bergengsi itu, kejuaraan nasional juga sudah banyak dijajal. Beragam prestasi juga berhasil ditorehkan. Dari woodball, anak pasangan dari I Komang Sudita dan Ni Ketut Yoni Artini ini juga sempat mengikuti kejuaraan di Cina bergabung dengan Timnas, setelah “dipinang” oleh Pertamina sesaat setelah mengikuti kejuaraan di Batam. “Pernah juga ke Malaysia. Sampai sekarang sudah ada 70 lebih medali yang didapatkan,” ucapnya.
Hasil yang didapatkan Alumni SMA Lab Undiksha ini dari woodball tak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Namun juga mampu menopang perekonomian keluarga. Ada untuk perbaikan rumah maupun biaya upacara. “Saya berasal dari keluarga kurang mampu. Hasil yang saya dapatkan ketika menjadi juaran dipakai untuk membantu orangtua,” tuturnya.
Sekian kali mengkuti kejuaraan, ia juga memiliki pengalaman yang tak akan dilupakan. Salah satunya dalam kejuaraan di Korea Selatan. Point awalnya yang terpaut cukup jauh dengan Hongkong yang masuk lawan berat, bisa terkejar dan justru bisa terlampaui. “Di awal terpaut enam poin. Berbekal semangat dan tetap fokus, bisa mengalahkan lawan. Kalau kita berjuang sampai akhir, tidak ada yang tidak mungkin. Itu prinsip saya. Untuk korea open juga awalnya peringkat sembilan di penyisihan. Karena saking semangatnya, bisa naik ke peringkat tiga. Ini capaian yang tak akan pernah saya lupakan,” imbuhnya. (hms)