Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggelar pameran projek kepemimpinan bagi mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Calon Guru Gelombang I tahun 2024, Kamis (3/10/2024). Projek kepempinan ini diberikan apresiasi oleh mitra karena memberikan dampak positif.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Undiksha ini diikuti oleh 133 mahasiswa yang terbagi atas 14 kelompok terdiri dari rumpun Penjaskes, rumpun bahasa, rumpun informatika, dan PGSD yang paling banyak. Pameran ini menampilkan berbagai produk inovasi, mulai dari bidang pendidikan, bidang lingkungan, maupun bidang ekonomi kreatif. Lahirnya produk-produk tersebut merupakan hasil kolaborasi bersama mitra yang bergerak dalam kegiatan sosial, seperti yayasan/panti asuhan dan bidang ekonomi kreatif.
Ketua Panitia, I Made Sarmita, S.Pd.,M.Sc menyampaikan projek kepemimpinan ini sebagai ruang bagi mahasiswa PPG untuk menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa melalui kegiatan yang dilakukan, menumbuhkan jiwa inovatif untuk mengenali segala potensi dan permasalahan di masyarakat untuk dicarikan solusi, dan mengembangkan hal-hal positif yang ada di masyarakat.
Kaitannya dengan profesi guru, projek kepemimpinan ini diharapkan dapat membangun kemampuan kolaboratif maupun mewujudkan guru yang mampu menjadi seorang pemimpin. “Guru salah satu tuntutannya adalah kompeten dibidang kepemimpinan yang kolaboratif, seorang guru harus bisa menjadi leader di dalam kelas sehingga sekaranglah mereka berlatih di masyarakat untuk bisa memimpin, membuat program yang diharapkan juga bisa diimplementasikan di dalam kelas pada peserta didik,” ucap Sarmita. Penekanan yang senada juga disampaikan oleh Koordinator PPG Undiksha, Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd dalam sambutannya mewakili Rektor Undiksha.
Pelaksanaan projek kepemimpinan ini mendapat apresiasi dari mitra, salah satunya Ketua Panti Asuhan Ananta Seva Dharma, Sangsit, I Nyoman Parta. Menurutnya, kehadiran mahasiswa beserta programnya dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan anak-anak panti. “Sudah beberapa kali ada mahasiswa berkunjung kesana dan mengelola banyak hal. Pernah mengelola daun intaran menjadi sabun, pernah mengolah bunga rosela, dan banyak lagi hal-hal positif yang dlakukan. Bahkan, kami pernah mempromosikan sabun daun intaran di salah satu hotel,” jelasnya.
Ia menilai program ekonomi kreatif yang digagas oleh mahasiswa PPG Undiksha cukup menarik sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang sudah ada sebelumnya dan dapat memberikan ide-ide untuk membuat produk yang baru. “Kami juga mendapatkan bagaimana cara pengemasan, pembuatan label karena sebelumnya kami tidak ada. Mahasiswa mau mengajarkan itu, jadi produk yang kami buat lebih menarik,” sambungnya.
Pengembangan ekonomi kreatif ini diharapkan dapat dilakukan berkelanjutan sehingga dapat mewujudkan panti yang mandiri, yang mampu membiayai sendiri kebutuhannya melalui produk-produk yang dihasilkan. “Karena kami juga di panti punya pabrik roti untuk membiayai panti. Kalo ini juga bisa seperti itu maka bisa menuju panti mandiri lebih cepat,” pungkas Parta. (hms)