Singaraja- Pengaplikasian model pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di Sekolah Dasar, khususnya kelas rendah masih menjadi kesulitan para guru, terlebih di tengah pembelajaran dalam jaringan (Daring). Hal tersebut salah satunya karena keterbatasan panduan. Kondisi demikian diharapkan tidak terus berlanjut. Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha pun mencoba memberikan solusi melalui program pengbadian kepada masyarakat (P2M) yang menyasar guru di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Jumat (4/6/2021).
Program ini diketuai oleh Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd., M.Pd, dan anggota I Made Satyawan , S.Pd.,M.Pd. Keduanya merupakan akademisi Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK). Spyanawati menjelaskan dalam pembelajaran PJOK, guru menyadari bahwa karakteristik anak kelas rendah adalah mengenalkan materi sambil bermain. Akan tetapi guru masih mengalami kesulitan untuk menemukan dan menggunakan bentuk permainan yang tepat untuk pembelajaran. “Padahal guru sangat membutuhkan model-model permainan tematik untuk materi PJOK pada siswa Sekolah Dasar khususnya pada kelas rendah,” jelasnya.
Berdasarkan observasi belum ada solusi yang didapatkan oleh guru untuk mengatasi persoalan tersebut, baik melalui pelatihan dan pendampingan implementasi model permainan dalam pembelajaran PJOK berbasis tematik. Selama ini pembelajaran PJOK biasanya hanya terfokus pada materi yang ada di buku paket, dan guru menugaskan siswa untuk melakukan gerakan seperti yang ada di buku. Selain itu, siswa terpaku pada gerakan yang diberikan oleh guru. “Disini pembelajaran tematik tidak terjadi, pembelajaran PJOK seperti pembelajaran yang terpisah dengan mata pelajaran lainnya, khususnya di kelas 1, 2 dan 3,” terangnya.
Sejumlah hal tersebut menjadi alasan untuk menggulirkan P2M ini. Ia menjelaskan, sesuai dengan modul pembelajaran tematik terpadu kelas rendah pada kurikulum 2013, model pembelajaran PJOK yang dikembangkan menggunakan model jaring laba-laba (spider webbed). Model jaring laba-laba (spider webbed) ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelah tema disepakati, jika dirasa perlu, maka dikembangkan menjadi subtema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antar mata pelajaran lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung. “Model jaring laba-laba ini menggunakan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan beberapa pelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan konsep, keterampilan atau sikap yang akan diintegrasikan,” paparnya.
Melalui program yang bekerja sama dengan Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) Kecamatan Sukasada ini, pengetahuan guru Sekolah Dasar semakin meningkat dalam mengimplementasi pembelajaran PJOK dengan permainan berbasis Tematik. Selain itu, dari pelatihan dapat menggali potensi pengembangan dan kreativitas guru untuk mendesign pembelajaran yang lebih menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, pembelajaran PJOK lebih baik dan tetap menarik minat siswa,” imbuh Spyanawati. Ketua KKGO Kecamatan Sukasada, Made Wardana, S.Pd.,mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini karena sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas para guru. Ia berharap pula kegiatan ini atau serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan. (hms)