Singaraja- Bhakti inovasi yang dilaksanakan akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) tak hanya terbatas pada pengolahan buah anggur menjadi wine di Desa Banjar, Kabupaten Buleleng. Program yang bekerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini juga menyasar pertanian anggur laut di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
I Kadek Lila Antara, S.Pi.,M.P menjadi founder program tersebut. Ia merupakan Dosen Budidaya Kelautan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Disela-sela kegiatan Pelatihan Budidaya Anggur Laut dalam rangka Hari Teknologi Nasional (Harteknas) ke- 24, Selasa (6/8/2019) dijelaskan anggur laut merupakan sumber pendapatan baru yang ramah lingkungan. Karena selain memiliki nilai ekonomi, juga dapat memperbaiki kualitas air dengan menyeimbangkan kesuburan perairan sekitar. Namun, potensi tersebut belum terkelola secara maksimal oleh masyarakat pesisir. Bahkan belum ada sentuhan teknologi. “Dulu hanya diambil dari laut atau tambak. Masih ada bau amis. Kurang higienis,” jelasnya.
Kondisi tersebut, sambungnya berpotensi menyebabkan pemasaran kurang maksimal. Oleh sebab itu, perlu ada sebuah solusi. Sejak tahun 2014, dirinya menawarkan teknologi kepada petani. Pola budidaya dilakukan pada air yang sudah difilter dan produksinya disterilisasi. “Dengan seperti ini, kualitas anggur laut lebih bagus dan higienis,” ucapnya.
Inovasi yang dilakukan itu juga berimbas pada pemasaran produk. Saat ini tak hanya menyasar pasar di kawasan Kabupaten Buleleng, tetapi juga sudah merambah ke Denpasar, Jakarta dan Surabaya. Peluang ekspor pun dinilai sangat terbuka. Namun itu belum mampu berjalan maksimal karena jumlah petani plasma masih terbatas. “Untuk harga, sebelum ada sentuhan teknologi, perkilonya hanya sekitar 15 ribu. Kini bisa tembus 50 ribu,” imbuhnya.
Pada pelatihan tersebut, penerapan teknologi ini terus dikampanyekan. Tidak hanya menyasar petani rumput laut, tetapi juga Pokmaswas Baktiseraga dan petani Bandeng dari Desa Penyabangan dan wilayah Situbundo. “Kami ingin yang memproduksi anggur laut bisa semakin banyak. Bisa memberikan nilai tambah untuk perekonomian petani,” imbuh akademisi yang juga sebagai Komisaris PT. Bulung Bali Sejahtera ini.
Kepala Sub Bidang Kesehatan dan Obat Direktorat Inovasi Industri Kemenristekdikti, Novi Mukti Rahayu yang hadir pada pelatihan itu mengapresiasi inovasi tersebut. Pihaknya juga memacu para peneliti untuk bisa mengembangkan hasil penelitiannya menjadi produk jadi yang dapat masuk dalam indistri sehingga benar-benar memiliki nilai ekonomi. “Perlu ada hilirisasi hasil penelitian,” katanya.
Sementara itu, Ketua LPPM Undiksha, Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa mengatakan Undiksha tidak hanya konsen dalam mencetak calon tenaga pengajar yang andal. Tetapi juga menggenjot lahirnya teknologi tepat guna yang bisa langsung digunakan masyarakat. Hal tersebut juga bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Untuk hilirisasi produk hasil penelitian terus kami genjot. Kami ingin produknya bisa masuk ke sektor industri,” tegasnya. (hms)