Singaraja- Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (FOK-Undiksha) memberikan perhatian kepada pegawai dan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Singaraja khususnya dalam hal pengelolaan limbah organik berbasis eco enzyme. Perhatian tersebut dikemas melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), yang diselenggarakan pada 27 – 28 Mei 2022.
Kegiatan tersebut diketuai oleh Dr. Made Agus Wijaya, M.Pd, dengan anggota Dr. I Ketut Yoda, S.Pd.,M.Or., dan I Gede Suwiwa, S.Pd.,M.Pd. Di sela kegiatan, Made Agus Wijaya menjelaskan Undiksha sebagai salah perguruan tinggi di Bali memiliki komitmen untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan kepada warga masyarakat.
Pemilihan Lapas IIB Singaraja sebagai sasaran kegiatan, sambungnya karena berdasarkan observasi, limbah organik berupa sisa kulit buah dan kulit sayur yang dihasilkan mencapai 15 kg per hari serta warga binaan belum mengenal teknologi pengolahan limbah organik berbasis eco enzyme dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari di Lapas. Selama ini langkah yang dilakukan untuk penanganan sampah lebih terfokus pada pemilahan dan pengumpulan sampah untuk diangkut ke TPA Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. “Dari ini, kami berinisiatif untuk memberikan pendampingan pengolahan limbah organik berbasis eco enzyme,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, penerapan teknologi eco enzyme untuk pengolahan limbah organik karena lebih sederhana dan praktis. Praktis yang dimaksud adalah dari sisi pengolahannya sangat sederhana, menggunakan bahan yang mudah didapat dan ekonomis. “Bahannya hanya gula merah atau molase, bahan organik berupa sampah dapur, sayur, atau buah yang tidak digunakan lagi dan air dengan formula 1 : 3 : 10. 1 bagian gula merah atau molase, 3 bagian bahan organik dan 10 bagian air. Sangat sederhana. Warga binaan mudah untuk membuatnya,” terangnya.
Produk eco enzyme, lanjutnya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Lapas, seperti mencuci perabotan dapur, mencuci pakaian, pembersih lantai, membersihkan kamar mandi, menghilangkan bau pada saluran got maupun tempat penampungan sampah, sebagai disinfektan, dan juga handsanitizer. Selain itu juga dapat digunakan untuk pupuk organik cair, pemurni udara dan membuat badan lebih fit dengan merendam kaki pada cairan eco enzyme (detoks). “Produk ini memiliki berbagai manfaat, sehingga layak untuk terus dikampanyekan dan dikembangkan,” imbuhnya.
Kegiatan PkM yang berlangsung di Ruang Rapat Lapas IIB Singaraja dibuka oleh Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Lapas IIB Singaraja, Ketut Arcana, S.Pd. Ia memberikan apresiasi terlaksananya kegiatan ini. “Warga binaan sangat haus akan pengetahuan dan keterampilan baru selama di dalam Lapas, tentunya informasi dan praktek eco enzyme sangat berguna bagi warga binaan Lapas IIB Singaraja,” ungkapnya kepada peserta pendampingan sebanyak 30 orang.
Pelaksanaan program ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Ferry Tanaya, S.T., dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Buleleng dan I Putu Indrawan, S.Sos., dari Dinas Lingkungan Hidup Buleleng. Materi yang disampaikan terdiri atas kebijakan pengelolaan Limbah Organik di Kabupaten Buleleng, teori dan praktek pembuatan eco enzyme. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pemanenan dan implementasi eco enzyme di lingkungan Lapas IIB. Pada akhir kegiatan, Tim pengabdi menyerahkan 50 liter eco enzyme murni, hand sanitizer, wadah/tonk klorin, molase dan pengukur keasaman (pH meter) untuk digunakan di Lapas IIB Singaraja. (rls/hms)