Singaraja- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menunjukkan kiprahnya dalam kompetisi internasional. Kali ini dari ajang ASEAN Innovative Science, Enviromental, and Entrepreneur Fair (AISEEF) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientists Association (IYSA) dengan kolaborasi bersama Universitas Diponegoro, Semarang pada 2 sampai 5 Februari 2022.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun, dari delapan tim Undiksha yang mengikuti kompetisi tersebut, enam diantaranya meraih medali emas dan tiga medali perak. Ajang bergengsi ini diikuti lebih dari 400 tim dari 20 negara, seperti Indonesia, Singapura, China, USA, Iran, Mesir, Korea, Taiwan dan sebagainya. Tim-tim tersebut menampilkan berbagai inovasi.
Tim pertama Undiksha terdiri atas Kadek Edy Sukarma, Kadek Angga Dewantara, Putu Krisna Satya Jayadi dari Fakultas Kedokteran, Putu Satya Dadi Saputra dari Fakultas Ekonomi, dan Ida Ayu Komang Trisna Dewi dari Fakultas Bahasa dan Seni. Tim ini menampilkan karya yang diberi nama MEAQUER (Mechanical Aqua Warmer): An Innovation for Warming Water By Utilizationing Solar Energy With The Density of Water Concept for Health. Karya ini merupakan suatu inovasi alat pemanas air yang praktis dan ramah lingkungan dengan konsep terbaru, yakni menggunakan konsep massa jenis air dan penghantaran radiasi matahari melalui pemfokusan cahaya. Produk ini memudahkan masyarakat mendapatkan air hangat untuk mandi sehingga bisa meredakan kecemasan serta meningkatkan kesehatan tubuh, khususnya di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Pembuatan karya ini tidak lepas dari tingginya kasus kecemasan masyarakat akibat adanya pandemi Covid-19 dan salah satu terapi non farmakologis untuk meredakan kecemasan adalah dengan mandi air hangat. Akan tetapi, masyarakat umum saat ini lebih banyak menggunakan water heater dengan energi listrik. Di Indonesia, produksi listrik masih mengandalkan pembakaran batu bara yang nantinya akan menghasilkan karbondioksida sehingga berdampak pada meningkatnya efek pemanasan global. Di bawah bimbingan, Dr. dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked., M.Kes., karya yang dipersiapkan sekitar tiga bulan dan berhasil meraih medali perak pada bidang innovative science.
Tim kedua terdiri atas I Ketut Anggriani dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Komang Jepri Kusuma Jaya, Gusti Aditya Trisna Murti dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Pirdayanti dari Pascasarjana, dan Ni Luh Gede Yastini dari Fakultas Ekonomi. Tim ini membawakan karya bernama Smart Kolok: Educational, Economic, and Social Development Center of Kolok Disability Community based on Mobile Applications.
Aplikasi ini berisikan beberapa fitur-fitur untuk membantu siswa dan masyarakat kolok, yaitu fitur edukasi, ekonomi, sosial, seni, dan kamus kolok digital. Fitur edukasi berisikan kumpulan materi pembelajaran untuk siswa kolok. Fitur ekonomi membantu mempromosikan produk industri kreatif dari masyarakat kolok dengan langsung menghubungkan konsumen dengan penjual. Fitur sosial dan seni berisikan informasi mengenai gambaran umum dan kesenian masyarakat kolok. Dan fitur kamus kolok bertujuan untuk membantu memudahkan orang-orang memahami bahasa kolok. Di bawah bimbingan, I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd., karya ini berhasil meraih medali emas kategori social science.
Tim ketiga terdiri atas Ni Wayan Dian Yusmara Yanti, Putu Shinta Ayu Cahyani, dan Raden Simson Simbolon dari dari Fakultas Ekonomi, serta I Wayan Ardhi Suantara dari Fakultas Bahasa dan Seni. Tim ini membuat inovasi Fish Sambal: Innovation And Application of E-Commerce Products Catong Fish Sambal (Cangkalang And Tongkol). Karya ini merupakan sebuah inovasi yang dilakukan di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Karya ini dilatar bekalangi oleh banyaknya makanan hasil olahan ikan yang belum didistribusikan dengan jelas serta masih terdapat kelompok yang tidak konsisten dalam memproduksi sambal catong ini. Pencatatan keuangan yang masih kurang jelas, serta pemasaran yang masih konvensional yang menjadi tujuan dilakukannya inovasi terhadap produk ini. Di bawah bimbingan Dr. Ketut Agustini, S.Si, M.Si dan pendamping I Ketut Andika Pradnyana, S.Pd,.M.Pd., karya ini berhasil meraih medali perak untuk kategori entrepreneur.
Tim keempat terdiri atas Gusti Aditya Trisna Murti dan Komang Jepri Kusuma Jaya dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Pirdayanti dari Pascasarjana, dan Ni Luh Gede Yastini dari Fakultas Ekonomi. Tim ini menampilkan inovasi Dotmed Solution: Career Development and Smart Technopreneurs in Millennial Generation. Karya ini merupakan suatu bisnis yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi dengan menciptakan sebuah aplikasi penghubung antara freelancer sebagai penyedia jasa teknologi informasi dengan calon konsumen dalam bentuk website. Website Dotmed Solution dapat mempermudah masyarakat untuk menemukan dan memilih jasa pembuatan segala jenis teknologi informasi, seperti halnya pembuatan multimedia pembelajaran interaktif. Selain itu, dotmed solution juga menjadi lapangan pekerjaan bagi generasi muda yang mempunyai kemampuan dalam bidang teknologi untuk menjadi freelancer. Kedepannya dotmed solution diharapkan bisa berkembang sebagai startup.
Pembuatan website ini berkaca dari masa pandemi yang mendorong penggunaan e-modul, video pembelajaran, multimedia interaktif, aplikasi pembelajaran dan pemanfaatan teknologi lainnya. Di lain sisi, belum semua tenaga pendidik mempunyai skill untuk membuat produk tersebut. Karya ini meraih medali emas untuk kategori entrepreneur dan dua special special award, yaitu IYSA Semi Grand Award dan IYSA Grand Prize (3 terbaik) dengan perolehan peringkat kedua.
Tim kelima terdiri atas Kadek Yuda Wiryanatha dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Putu Pipit Pricelia Eka Putri dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti dari Fakultas Ekonomi, Luh Putu Restu Adi Utami, S. Pd., M. Pd., dan Kadek Reda Setiawan Suda, S.Pd. Tim yang dibimbing oleh Dr. Nyoman Santiyadnya, S.Si., M.T ini menampilkan karya OTOPAD, yaitu produk pengaman pintu berbasis kunci otomatis dengan sidik jari. Inovasi ini berhasil meraih medali emas.
Tim keenam terdiri atas Putu Wia Rosita Dewi, Ni Luh Gede Kusumasari, Kadek Gita Cahyani, Ni Kadek Dwi Utami, dan Ni Wayan Ayu Kesumawati. Tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini membuat produk berupa mie suweg sebagai upaya optimalisasi potensi pertanian dan mengembangkan alternatif bahan pangan yang memiliki nilai ekonomis. Keunggulan produk ini adalah tanpa bahan pengawet dan tekstur mie yang kenyal dengan citarasa yang tidak kalah dengan mie pada umumnya. Produknya berhasil meraih medali emas bidang entrepreneur.
Tim ketujuh terdiri atas terdiri atas Gede Gery Apriliana Putra dan Ronia Apriani dari prodi Kimia, Ketut Widya Astuti dan Ni Putu Ayu Niya Loviyani dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, serta Komang Putrayasa dari prodi ilmu hukum mendapatkan 2 award, yakni medali perak pada kategori industrial application dan emas pada kategori entrepreneur. Pada ajang ini, terdapat 2 karya yang ditampilkan. Pertama, berjudul “Fabrication of Super Strong and Lightweight Composite Materials based on Natural Fiber and Silica-Carbon Nanocomposite Rice Husk Ash Waste”. Keunggulan yang dimiliki oleh nanocomposite, yaitu ringan, dibuat dari abu sekam padi dan juga natural fiber yang berasal dari kelapa. Selain itu, produk ini juga dibuat dengan tujuan mengurangi penebangan pohon dan meningkatkan aktivitas petani. Karya ini meraih medali perak untuk kategori industrial application. Kedua, “Alcohol-free wine product development using immobilized local hybrid saccharomyces cerevisiae yeast and batch distillation technology”. Melalui inovasi ini, membuat wine bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. Karya ini mendapatkan medali emas untuk kategori entrepreneur dan mendapatkan Semi Grand Award.
Tim ke delapan terdiri atas Putu Pipit Pricellia Eka Putri dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Kadek Yuda Wiryanatha dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti dari Fakultas Ekonomi, Andi Prasetya dari Fakultas Bahasa dan Seni, dan Kadek Reda Setiawan Suda, S. Pd. Tim ini menampilkan karya berjudul Panji Herbal: Cultural Heritage Of Red Ginger Jamu (Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma) As A Millenial Medicine During The Covid-19 Pandemi. Karya ini berhasil meraih medali emas kategori entrepreneur.
Prestasi ini mendapatkan apresiasi dari Rektor Undiksha, Prof. Dr. Nyoman Jampel, M.Pd. “Kami dari pimpinan memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan dosen atas keberhasilan meraih prestasi ini. Ini membanggakan,” ungkapnya. Prestasi, lanjutnya sangat penting untuk meningkatkan daya saing universitas, baik tingkat nasional maupun internasional. Demikian juga untuk daya saing mahasiswa. “Semoga ke depan semakin banyak prestasi yang diraih, khususnya tingkat internasional,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., menyampaikan Undiksha terus berupa meningkatkan capaian prestasi internasional. Langkah yang dilakukan dengan memaksimalkan pembinaan maupun memetakan potensi mahasiswa. “Visi Undiksha adalah menjadi universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045. Prestasi internasional menjadi salah satu pendukungnya,” pungkasnya. (hms)