Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berkolaborasi dengan Universitas Pendidikan Indonesia menyelengarakan Annual Civic Education Conference (ACEC) dan International Conference on Law, Social Science, and Education (ICLSSE) ke-5, Kamis (1/6/2023). Penguatan implementasi nilai-nilai pancasila adalah menjadi salah satu hal yang ditekankan pada konfrensi ini.
Konferensi yang berlangsung di Hotel Sunari, Lovina, Kabupaten Buleleng ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Kanada, dan sebagainya. Pembicara utamanya adalah anggota Mahkamah Konstitusi Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, S.H.,M.H dan Pembicara Kunci Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. Selain itu terdapat tiga narasumber undangan, yaitu Prof. Linyuan Guo-Brenan, Ph.D dari University Prince Edward Island Canada, Prof. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia, dan Prof. Dr. I Nengah Suastika, M.Pd., dari Undiksha.
Ketua Panitia Pelaksana Konferensi, Prof. Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si menyampaikan konferensi ini sebagai ruang untuk berbagi ide dan gagasan dari para akademisi. Salah satu hal menjadi penekanan pada konferensi ini adalah pentingnya penguatan nilai moral pancasila pada warga negara di era global. Menurutnya, Pancasila adalah sebagai pondasi untuk melakukan hubungan dengan luar negeri. “Sebut saja loncat, jika ingin melompat kan harus melakukan persiapan, tolakannya harus kuat. Yang disebut tolakan itulah pondasi yang harus dimiliki oleh bangsa kita, yaitu Pancasila yang juga dikembangkan pada kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, implementasi nilai-nilai Pancasila bukan saja pada tataran ucapan, tetapi juga harus secara nyata. Hal tersebut juga sangat penting untuk ditanamkan bagi peserta didik, guru, maupun dosen dalam bidang kewarganegaraan. “Sehingga bukan saja mengucapkan saya beriman. Tapi benar-benar berkeimanan mereka diimplementasikan, sehingga ketika imannya kuat mau berinteraksi dengan negara manapun, ideologi apapun dia sudah punya jati diri. Kemanusiaan yang adil dan beradab jadi bukan hanya toleran dengan manusia yang lain, tapi dia harus yakin bahwa dia bagian yang tak terpisahkan dari makhluk Tuhan yang bisa menghargai dan dihargai oleh sesama manusia,” tegasnya.
Kerjasama antara UPI dengan Undiksha dalam penyelenggaraan konferensi maupun pelaksanaan program lainnya terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan dapat terus terjalin. Kerjasama ini salah satunya untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. “Kami berharap ini dengan Undiksha bukan akhir tapi justru adalah awal untuk lebih produktif lagi baik dalam bidang riset, pengabdian masyarakat, maupun dalam bidang jurnal sehingga publikasi-publikasi baik nasional maupun internasional bisa lebih ditingkatkan,” pungkas Prayoga Bestari. (hms)