Singaraja- Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mengembangkan sebuah sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang bernama SIMOBI. Sistem ini digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap air yang digunakan sebagai media tanaman hidroponik. Inovasi ini diaplikasikan pada masyarakat dalam kegiatan Innovillage 2022 di Desa Pengejaran, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Innovillage merupakan kompetisi sociopreneurship di bidang teknologi digital melalui kolaborasi PT Telkom Indonesia bersama perguruan tinggi. Mahasiswa didorong ikut terlibat dalam memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat desa melalui inovasi-inovasi digital aplikatif yang memiliki keterkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada tahun 2022, Universitas Pendidikan Ganesha turut ikut andil dalam program ini. Salah satunya adalah Tim Simobi yang diketuai oleh I Komang Yuda Muliawan dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika (PTI) dengan anggota I Gusti Agung Michael Swisnandya yang juga dari Prodi PTI dan Ni Luh Eniasih dari Prodi Ilmu Hukum. Tim ini dibimbing oleh dosen, I Gede Bendesa Subawa, S.Pd.,M.Kom.
Tim mengembangkan sebuah teknologi IoT dengan judul SIMOBI : Sistem Monitoring Solar Hydroponic Berbasis Internet of Things (IoT). Yuda menjelaskan bahwa produk ini dikembangkan untuk membantu masyarakat yang ingin bertani dengan sistem hidroponik, khususnya di Desa Pengejaran, Kabupaten Bangli. “Sistem yang kami kembangkan memiliki kebermanfaatan untuk memantau kondisi tanaman hidroponik seperti pemberian nutrisi pada tanaman. Selain itu juga dengan adanya sistem ini memudahkan petani untuk memantau tanamannya tanpa langsung ke lokasi, jadi bisa dipantau dari website,” jelas Yuda, Senin (5/12/2022).
Yuda mengaku keikutsertaannya dalam program innovillage mampu menambah pengalamannya untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat desa. “Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada program Innovillage telah diberi kesempatan untuk mengimplementasikan produk yang saya dan tim kembangkan untuk masyarakat di Desa Pengajaran. Dengan kegiatan ini kami mendapatkan banyak pengalaman dan tentu salah satu langkah kami mengabdikan diri untuk masyarakat,” tambahnya.
Inovasi ini sudah masuk pada tahap implementasi pada 25 November 2022. Perwakilan masyarakat, I Made Rangen menyatakan dengan adanya sentuhan teknologi untuk sektor pertanian akan mampu mempermudah pekerjaannya. “Saya sebagai petani sangat terbantukan dengan adanya program seperti ini, dengan memanfaatkan teknologi di bidang pertanian sangat memudahkan pekerjaan kami. Hanya saja kami perlu belajar lebih banyak lagi menggunakan teknologi karena masih sangat awam,” jelasnya.
Sebagai informasi, kegiatan innovillage ini dilaksanakan selama 40 hari, dengan tahapan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan, merancang produk, hingga implementasi produk. Dalam rangka optimalisasi program, pendampingan berkelanjutan dilakukan oleh tim. (rls/hms)