Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggelar joint summer program dengan Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Muria Kudus (UMK). Program yang juga menghadirkan mahasiswa dari luar negeri ini membahas revitalisasi ekosistem kelautan untuk peningkatan kepariwisataan. Pembukaannya oleh Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,berlangsung di Ruang Ganesha III Rektorat, Senin (23/9/2019).
Kegiatan tersebut diawali dengan seminar yang menghadirkan sejumlah narasumber dari Undiksha, dari Balai Besar Riset, Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikana Gondol, dari Asia Aquaculture Manager Jakarta, dari Pangasinan State University, Filipina, dari Undip dan UMK.
Rektor Prof. Jampel menyambut positif program yang didanai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ini. Bahkan dirinya menganggap itu sebagai kehormatan karena Undiksha dipercaya sebagai tuan rumah. ‘Tentu kami sangat mengapresiasi ini. Karena Undiksha jadi co-host,” jelasnya, didampingi Wakil Rektor I Undiksha, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.TI., dan Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama Undiksha, Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.
Khusus untuk topik yang diangkat, dinilai sangat relevan, karena Undiksha memiliki jurusan perikanan dan kelautan. Selain itu, sektor laut masih cukup pelik dengan persoalan, salah satunya kepungan sampah plastik yang sangat membahayakan ekosistem laut. “Sekarang sering biota laut mati akibat sampah. Seperti penyu yang ditemukan mati di perairan penarukan,” jelasnya.
Melalui program ini, diharapkan muncul sebuah solusi untuk menyikapi persoalan tersebut, sehingga kedepannya laut tetap lestari dan semakin menopang kehidupan masyarakat, khusus pesisir. Undiksha sebagai perguruan tinggi yang mengusung falsafah Tri Hita Karana, salah satunya menjalin hubungan baik dengan lingkungan sudah turut memberikan kontribusi dalam rangka penyelamatan sektor kelautan dengan menjaga kelestarian hutan mangrove. “Tentu Undiksha yang memiliki prodi berkaitan dengan kelautan memiliki tanggung jawab untuk turut menjaga,” katanya.
Ketua Kantor Urusan Kerjasama Internasional Undip, Dr. Ir. Ita Widowati, DEA mengaku sangat bangga atas terselenggaranya program konsorsium ini. “Ini sangat membanggakan, karena dibiayai oleh Ristekdikti. Selain itu dari sepuluh usulan, hanya ini disetujui,” ucapnya. Bagi Undip, sektor kelautan mendapat perhatian yang serius. Berbagai program sudah diarahkan para sektor itu, termasuk terkait bidang hukum dan sosial. “Di Undip, pokok ilmiahnya adalah tentang kelautan. Kami konsen membangun pesisir. Semua arahnya ke laut,” katanya. Program ini diharapkan mampu memantik kesadaran masyarakat untuk lebih serius menjaga laut, termasuk mahasiswa. “Mahasiswa yang iktu kegiatan ini ada dari luar kelautan. Kami ingin kepeduliannya terhadap laut juga tumbuh,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Pertanian UMK, Ir. Zed Nahdi, M.Sc. Meskipun perguruan tingginya belum memiliki program studi kelautan, program ini dinilai sangat bermanfaat karena mampu menambah wawasan. “Kami baru punya prodi pertanian. Kalau dilihat secara luas, aktivitas terkait kelautan, masukknya ke ranah pertanian. Tentu program ini menjadi terkait dengan prodi kami. Kami berharap ini bias berjalan terus,” jelasnya.
Sementara itu, Asia Aquaculture Manager Jakarta, Alexandre Veille mengungkapkan kepungan sampah plastik menjadi salah satu persoalan dalam sektor kelautan. Dalam program ini, hal tersebut dikritisi, sekaligus dibahas sebuah solusi penanganan.
Selain seminar, joint summber yang berlangsung satu minggu ini juga diisi aksi peduli lingkungan, seperti pelepasan tukik dan bersih sampah di Pantai Penimbangan serta pengenalan budidaya anggur laut. (hms)