Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggelar Rapat Kerja (Raker) Penyusunan Dokumen Perencanaan Tahun Anggaran 2018, Senin (20/3) kemarin. Rapat yang dihadiri Dewan Pengawas Badan Layanan Umum, Moch. Wiwin Darwina, S.E., M.Si itu membahas sedikitnya lima program besar yang prioritas untuk direalisasikan.
Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M. Pd., mengungkapkan raker yang juga dihadiri jajaran dekanat ini merupakan sebuah agenda regulative tahunan. Namun kali ini memiliki nuansa yang sedikit berbeda, karena untuk pertama kalinya dengan nafas dan orientasi kelembagaan Badan Layanan Umum (BLU), dihadiri oleh ornament BLU, seperti dewan pengawas. “Raker tahun ini nuansanya tidak seperti sebelumnya,” ujarnya didampingi Ketua Panitia Raker, Dr. I Nyoman Tika, M.Si.
Melalui Raker tersebut, Undiksha ingin memfungsionalkan eksistensinya sebagai agent of change and pioneer of inovation bagi pembangunan sumberdaya manusia yang capable. Supaya mutu tetap terjaga dan proses peningkatannya tetap terkontrol, perlu didukung standar yang diatur dan disepakati untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan. Sehubungan dengan hal tersebut, penataan kelembagaan Undiksha kedepan harus bersandar pada 5 komponen dasar, yakni kualitas, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. “Hal ini menjadi penting, mengingat manajemen pendidikan tinggi saat ini menekankan pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi dan bermuara pada tujuan akhir peningkatan kualitas secara berkelanjutan,” tegas Jampel.
Rektor kelahiran 1959 ini menyampaikan program dan kegiatan kelembagaan Undiksha kedepan harus sejalan dengan perubahan panorama manajemen pendidikan tinggi yang telah digariskan oleh Kemeristek Dikti RI. Perubahan panorama yang dimaksud meliputi paradigma layanan, pengelolaan, persaingan dan sebagainya. Perubahan paradigma dijelaskan Undiksha harus mampu sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tidak hanya dilihat sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusat penelitian, dan pusat pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai suatu entitas korporat ‘’penghasil ilmu pengetahuan’’ yang perlu ‘’bersaing’’ untuk penjaminan kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan yang inovatif yang berbasis kemitraan. “Kedepan salah satu program unggulan Undiksha adalah mendorong terjalinnya kemitraan dengan berbagai lembaga dan industri yang akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penciptaan inovasi,” jelasnya.
Sementara itu, khusus untuk prioritas dan alokasi anggaran 2018 diarahkan pada penguatan sedikitnya lima program, yakni Belajar Mengajar, Riset dan pengabdian pada masyarakat, Pengembangan dan Pengadaan Sarana-Prasarana, Penguatan dan Penataan Manajemen Kelembagaan, dan Pengembangan Networking. Guna merealisasikan program tersebut, harus didukung dengan dana yang memadai. Oleh karenanya, akan diupayakan sumber-sumber pemerolehan dana baru sebanyak mungkin, dengan sentralisasi kelolaan di Badan Pengelola Usaha (BPU) Undiksha. “Sebagai PTN-BLU, Undiksha pada dasarnya berada pada timing yang tepat untuk bisa menggali dana dari sumber lain, di luar dana Masyarakat dan Rupiah,” ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan universitas yang menawarkan ilmu pendidikan maupun murni di Indonesia, sebut Jampel, mahasiswa Undiksha masih tergolong sedikit. Supaya mampu bersaing, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia juga akan terus digenjot. “Jumlah mahasiswa boleh lebih sedikit, tetapi dari sisi kualitas belum tentu kalah,” tandasnya.