Page 138 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 138

kita  terima  sebagai  dongeng  yang  mengajarkan  kemenangan  dharma/kebaikan  melawan
                  adharma/kejahatan karena pada akhirnya Si Tuung Kuning diambil para bidadari, mungkin

                  masuk surga dan karenanya berbahagia,  setelah ia dicincang oleh ayahnya untuk dijadikan

                  makanan ayam aduan. Tanpa kita sadari, menurut Ibu Arie, cerita ini mengajarkan kita untuk
                  selalu lugu dan polos seperti Tuung Kuning, atau menurut saja apa kata suami seperti ibunya

                  si  Tuung  Kuning,  padahal  sang  suami  adalah  laki-laki  penjudi  yang  tega  membunuh  anak

                  demi ayam sabungnya. Jika kita tidak kritis dalam membaca cerita rakyat, menurut Bu Arie,
                  kita bisa mengajarkan konsep yang salah kepada anak-anak kita.


                  5.  Penutup: Mimpi Menjadi Akademisi yang Lebih Baik

                         Kegemarannya  membaca  berbagai  biografi  tokoh-tokoh  hebat  di  masa  sekolah

                  dasarnya, Ibu  Arie punya keinginan besar untuk mengabdikan diri pada ilmu pengetahuan.
                  Kesenangannya untuk belajar dianggap sebagai salah satu sumber kebahagiaannya. Di saat ia

                  harus  menyelesaikan  setumpuk tugas  kuliah,  ia merasa  bahagia.  Kesempatan  belajar  selalu
                  diambilnya dengan mengambil mata kuliah sit-in yang SKSnya tidak diakui sekalipun. Tugas-

                  tugaspun  dikerjakan  dengan  serius  walau  kadang  nilainya  tidak  selalu  bagus  sempurna.
                  Namun,  nilai  tidak  pernah  menjadi  tujuan  utamanya.  Saat  nilai  yang  didapat  tidak  bagus,

                  kekecewaan dirasakan oleh Ibu Arie bukan karena dia tak mendapat nilai terbaik di kelasnya,

                  tapi lebih karena ia merasa belum berusaha maksimal dalam belajar. Dengan pemikiran yang
                  demikian  tentang  proses  membelajarkan  diri,  Ibu  Arie  selalu  berusaha  mengerjakan  tugas

                  sesuai  prosedur agar  yakin  bahwa  Bu  Arie  sudah  berusaha  sebaik-baiknya.  Hal  tersebut ia
                  lakukan  untuk  meyakinkan  dirinya  bahwa  ia  sudah  berusaha  yang  terbaik  yang  ia  mampu

                  lakukan. Apabila sudah yakin bahwa ia sudah berusaha dengan maksimal, maka hasil apapun

                  yang keluar dari tugas, lomba, atau kompetisi penelitian apapun, Bu Arie selalu bersyukur dan
                  menganggapnya sebagai proses belajar.

                         Sepanjang karirnya sebagai dosen, Ibu Arie menjalankan perkuliahan dengan baik dan
                  berusaha belajar berbagai metode mengajar yang ia harapkan bisa mengantarkan mahasiswa

                  menjadi  pembelajar  yang  lebih  baik.  Ibu  Arie  mengajarkan  kepada  mahasiswa  betapa

                  pentingnya membaca berbagai sumber bacaan dan mendorong mereka untuk belajar menulis
                  dalam  selingkung  akademis.  Ibu  Arie  juga  sering  berkolaborasi  dalam  publikasi  ilmiah

                  dengan  mahasiswa  sebagai  bentuk  dukungan  untuk  mengarahkan  dan  mendampingi
                  mahasiswa dalam proses publikasi. Dengan ini, Ibu Arie harus meluangkan waktu yang lebih

                  banyak untuk melakukan koreksi dan memberi feedback pada tulisan mahasiswa. Namun, ini
                  ia anggap sebagai suatu sumber kebahagiaan dan sebagai salah satu bentuk pengabdiannya

                                                             134
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143