Page 133 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 133
Ibu Arie mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim yamg berhasil membawa prosiding
konferensinya diterbitkan oleh penerbit internasional dan terindeks Web of Science dan
Scopus.
Sejak 2019, Ibu Arie lebih memfokuskan diri pada penelitian. Pada 2020, Ibu Arie
mengusulkan terbentuknya kelompok riset Kajian Kritis, yang beranggotakan dosen-dosen
yang mendalami sosiologi, etnografi, kajian wacana, dan kritik sosial. Fokus dari kelompok
riset ini adalah untuk memayungi penelitian mahasiswa yang berada di luar ranah evaluasi
pendidikan. Meskipun Universitas Pendidikan Ganesha merupakan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan penelitiannya lebih banyak di ranah pendidikan, tak jarang
mahasiswa tertarik untuk melakukan kajian kritis terhadap bahan ajar, proses pendidikan, dan
situasi belajar peserta didik, baik dalam ranah formal maupun informal. Rintisan kelompok
riset ini membuka peluang bagi Ibu Arie untuk dilibatkan ke Kelompok Riset dalam bidang
Sosiolinguistik dan Analisis Wacana Kritis (Sociolinguistics and Critical Discourse Analysis).
4. Mempelajari Analisis Wacana Kritis
Dilibatkannya Ibu Arie dalam Kelompok Riset Sosiolinguistik dan Analisis Wacana
Kritis di S3 Pendidikan Bahasa Inggris tak lepas dari rintisan bidang keahlian yang ditekuni
Ibu Arie sejak mengambil program Magister dan Doktoral Ilmu Susastra di Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Indonesia, di samping pengalaman masa kecilnya yang turut membentuk
mindset Ibu Arie di sebagian besar masa-masa formatifnya.
Berbekal sedikit ilmu sastra yang didapatkan Ibu Arie sewaktu menuntut ilmu
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, IKIP Negeri Singaraja yang kemudian menjadi
Universitas Pendidikan Ganesha, Ibu Arie memperdalam ilmu mengenai kajian sastra di
Universitas Indonesia. Di Program Studi Ilmu Susastra inilah Ibu Arie mengenal lebih dalam
mengenai karakteristik masing-masing genre, kondisi sosial politik yang memengaruhi
produksi dan resepsi karya suatu karya sastra, serta berbagai pendekatan sastra yang telah
digunakan untuk membahas karya-karya tersebut. Saat itu, dengan tertatih-tatih Ibu Arie
berkenalan dengan para pelopor kajian sastra pada masing-masing aliran. Misalnya, pada
aliran strukturalisme, ada Ferdinand Mongin de Saussure dan revolusinya terhadap kajian
linguistic, Jean Piaget dan konsepnya bahwa sebuah struktur merupakan kesatuan dari bagian-
bagian pembentuknya, Tzvetan Todorov yang mempelopori teori naratologi, Claude Levi-
Strauss tentang hukum kinship atau kekerabatan, dan A.J. Greimas dan teorinya tentang
struktur naratif. Pada aliran formalism, ada Vladimir Propp dan teorinya mengenai morfologi
129