Page 128 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 128
program ini, Bu Arie disertakan dalam berbagai lomba akademik, seperti lomba berpidato
dan membaca berita dalam Bahasa Inggris, Cerdas Cermat Sejarah, hingga mewakili sekolah
dan kabupaten Buleleng dalam Lomba Siswa Teladan di Tingkat Provinsi Bali.
Pada malam minggu, saat siswa lain menikmati waktu senggang, atau menjalani
kehidupan remaja dengan berpacaran, Bu Arie pergi ke rumah salah satu tantenya yang
tinggal di wilayah Singaraja. Menginap di sana tak hanya menghemat uang saku, tapi juga
menambahnya. Sang tante adalah seorang tukang jahit, dan Bu Arie sudah terlatih sejak kecil
untuk mengerjakan hal-hal kecil dalam dunia tukang jahit, seperti menjahit kelim baju dan
kebaya, serta memasang kancing. Hal ini dilakukan Bu Arie sambil mengintip buku teks
pelajaran sehingga tangannya menggerakkan benang dan jarum, tapi mulutnya komat-kamit
menghafalkan isi buku. Masa-masa SMA ini dikenang Bu Arie dengan penuh syukur.
Kesibukannya belajar dan mencari uang saku tambahan telah menjauhkan hidupnya dari
pergaulan yang kurang baik, seperti minuman keras, rokok, obat terlarang, dan pergaulan
bebas. Bu Arie sangat bangga menjadi remaja kuper, tapi tidak pernah minder.
Saat di SMA, Ibu Arie sangat menyukai pelajaran Kimia, dan ia bercita-cita ingin
mengikuti jejak Madame Curie yang mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan dan rela
mati karena terpapar radiasi dalam penelitian-penelitiannya. Tapi karena keterbatasan biaya,
ia tidak bisa melanjutkan kuliah ke jurusan Teknik Kimia. Atas saran dari guru Bimbingan
dan Konseling di SMAN Singaraja, Ibu Arie memutuskan untuk melanjutkan studi di STKIP
Singaraja. Ibu Arie Program Studi S1 Pendidikan bahasa Inggris di mana lulusannya bisa
mengajar Bahasa Inggris untuk jenjang TK sampai SMA, bisa menjadi guru les, bisa bekerja
di sektor pariwisata, atau bahkan menjadi penerjemah. Selama menjadi mahasiswa di STKIP
SIngaraja, yang kemudian menjadi IKIP Negeri Singaraja dan berubah menjadi Universitas
Pendidikan Ganesha, Ibu Arie mendapat beasiswa PPA selama dua tahun dan beasiswa
Supersemar selama dua tahun. Hal ini sangat mendukung biaya kuliah Ibu Arie yang Sebagian
besar ditanggung oleh kakak-kakaknya.
Selama studi S1, Ibu Arie sangat terpukau dengan pesona para dosen Pendidikan
Bahasa Inggris yang rata-rata stylish, lulusan luar negeri, berwawasan luas dan mampu
berkomunikasi dengan sangat luwes. Hal itu menginspirasi Ibu Arie untuk bisa mendapatkan
beasiswa ke luar negeri juga. Ketika Ibu Arie menyelesaikan studinya sebagai lulusan terbaik,
ia diminta untuk mengabdi menjadi dosen di almamaternya. Dengan penuh syukur Ibu
Ariemengambil pekerjaan itu sebagai bagian dari proses belajarnya. Setahun mengabdi, Bu
Arie diangkat menjadi dosen tetap pada tahun 2003, yang mengantarkannya untuk studi lanjut
124