Page 13 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 13
Kerasnya hidup jaman itu memberi dasar yang kuat kepada siswa dan
meletakkan dasar karakter yang tidak gampang menyerah. Hal ini dialami oleh
Bu Prestasi selama di SD terbawa sampai ke SMP. Dia menjadi juara kelas setiap
semester dan penghargaan ini membuat dia menjadi rajin karena harus
mempertahankan prestasi tersebut. Banyak kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
Bu Dewi saat itu, misalnya kegiatan menari, yang kemudian memberikan
kesempatan untuk menari di hotel, di Art Centre, dan TVRI, yang merupakan
pengalaman langka di jamannya. Kegiatan di kelas dan aktivitas ekstra kurikuler
yang diikutinya membentuk karakter kerja keras, dan berlatih terampil dalam
membagi dan memanfaatkan waktu, membuatnya terbiasa sejak sejak kecil.
Mengikuti pendidikan di dalam kelas disertai dengan mengikuti kegiatan tambahan
lainnya yang ada di kurikulum menyebabkan pendidikan yang diikuti terasa kaya
karena ada kegiatan- kegiatan co-kurikuler yang mewarnai pendidikan yang
harus diikuti.
Pendidikan di SMP berlangsung selama 3,5 tahun karena Bu Dewi dan
siswa seangkatannya kena kebijakan pemerintah saat itu bahwa tahun ajaran
baru diperpanjang 6 bulan dari bulan Januari ke Juli.
Setelah tamat SMP, dia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) Negeri Denpasar. Sekolah ini bertujuan menyiapkan siswa untuk
menjadi guru di SD. Lulusan dari sekolah ini bisa melamar menjadi guru di SD atau
melanjutkan ke universitas keguruan untuk menjadi sarjana pendidikan, dan bisa
mengajar atau menjadi guru di SMP atau SMA. Pada awalnya Bu Dewi tidak suka
sama sekali masuk ke SPG karena tidak menyukai profesi guru, tetapi karena
desakan keluarga, dan sebagai anak bungsu, dia memutuskan untuk mengikuti
arahan dari kakak-kakaknya. Di awal semester masa-masa di SPG, dia merasa
kesal karena masuk di sekolah yang tidak dia sukai. Tetapi kesadarannya segera
muncul bahwa keputusan tersebut tidak akan berubah, suka atau tidak suka;
maka dia memutuskan untuk mencintai sekolahnya dan mulai serius belajar.
Semester dua dia mulai menjadi juara umum di sekolah, dan oleh karenanya
mendapat penghargaan bebas SPP saat itu. Prestasi ini menjadi awal
kebanggaannya dan akhirnya selalu serius untuk belajar untuk mempertahankan
prestasinya. Dengan ketekunannya belajar, dia bisa mempertahankan prestasinya
sehingga dia bebas SPP terus sampai dia menamatkan SPG saat itu.
Karena prestasi yang dimilikinya, dia memilih untuk melanjutkan
sekolahnya ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Singaraja yang
saat itu masih menjadi bagian dari Universitas Udayana (UNUD) Denpasar, dan
tidak mau melamar menjadi guru SD seperti yang dilakukan oleh kebanyakan
teman-temannya saat itu. Saat pendaftaran di FKIP UNUD, Bu Dewi memilih dua
jurusan (Prodi saat ini) yaitu Jurusan Matematika dan Pendidikan Bahasa Inggris.
Sistem seleksi jaman itu memungkinkan seorang calon mahasiswa untuk bisa lulus
keduanya. Demikian halnya Bu Dewi, dia lulus keduanya. Dengan pertimbangan
keluarga saat itu, bahwa lulusan Pendidikan Bahasa Inggris memiliki pilihan
kesempatan kerja lebih banyak, dan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang
lebih luas, maka keluarganya memutuskan untuk memilih Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris, meskipun dalam hatinya Bu Dewi tidak menyetujuinya. Tetapi dia
sangat percaya dengan keputusan kakak-kakaknya yang sudah berhasil dalam
pendidikannya lebih dulu, dan memiliki pekerjaan yang bagus. Bu Dewi ingin
9