Page 12 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 12

Bu Dewi adalah guru besar dibidang Pendidikan Bahasa Inggris meskipun
                 dia  menamatkan  studi  S3  nya  dibidang  Linguistik  konsentrasi  Sociolinguistik  di
                 Universitas Udayana. Portofolio kinerja yang telah berhasil dilakukan oleh Bu dewi
                 di  tahap  awal ketika  usul  guru  besar  diajukan  ke  Kementerian  Pendidikan  dan
                 Kebudayaan Jakarta saat itu,  memungkinkan Bu Dewi bisa diusulkan menjadi guru
                 besar  di  2  bidang  yaitu guru  besar  di  bidang  Sosiolinguistik,  atau  guru  besar
                 dibidang  Pendidikan  Bahasa  Inggris.  Hal  ini  karena  karya  ilmiah  yang
                 dipublikasikan  saat  itu  berimbang  di  kedua bidang  keahlian  tersebut;  artinya
                 tulisan  dibidang  Sosiolinguistik  dan  dalam  bidang  kajian  Pendidikan  Bahasa
                 Inggris memiliki jumlah yang berimbang. Tetapi para senior di  Prodi  Pendidikan
                 Bahasa  Inggris  dan  Tim  Kenaikan  Pangkat  Guru  Besar  Undiksha  saat  itu
                 memberikan  saran  untuk  mengusulkan  Bu  Dewi  menjadi  guru  besar  dibidang
                 Pendidikan  Bahasa  Inggris.  Usulan  dari  Team  Kenaikan  Pangkat  Guru  Besar
                 Undiksha  tersebut  kemudian  disetujui  oleh  Kementerian  Pendidikan  dan
                 Kebudayaan Republik Indonesia, dan akhirnya Bu Dewi dikukuhkan menjadi Guru
                 Besar di bidang Pendidikan Bahasa  Inggris  pada  tahun  2007.  Sejak  dikukuhkan
                 sebagai guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris, Bu Dewi akhirnya fokus
                 memperdalam  pengalaman penelitian  dan  karya  ilmiah  dalam  bidang  kajian  ini,
                 meskipun  masih  tetap  mengajar  mata  kuliah  Sosiolinguistik  dan  mata  kuliah
                 terkait lainnya di S1 dan S2 Pendidikan Bahasa Inggris.
                        Keputusan Kemendikbud yang menyetujui Bu Dewi menjadi guru besar di
                 bidang  Pendidikan  Bahasa  Inggris  membuat  dia  menjadi  sangat  senang  dan
                 bersyukur  karena  dia  merasa  jiwa  dan  mental  keguruannya  sangat  kental
                 terbentuk sejak muda sehingga dasar-dasar pedagogis telah dipelajari sejak lama,
                 ketika dia mulai masuk Sekolah Pendidikan Guru.
                        Bu Dewi lahir di desa kecil bernama Desa Gadungan Kabupaten Tabanan
                 pada tanggal 2 Februari 1964 tetapi tertulis tahun 1962 karena sesuatu dan lain
                 hal. Dia memulai pendidikan dasar di SD No 1 Gadungan. Jaman pendidikan saat
                 itu merupakan masa-masa sulit karena ketika memulai kelas 1 SD, penggunaan
                 kertas  dan  pulpen  atau  pensil  belum  ada,  sebagai  bahan  untuk  mencatat  atau
                 menulis sesuatu. Jaman itu, alat tulis-menulis masih berbentuk “lai” dan alat tulis
                 menggunakan  “gerip”,  dimana  informasi  yang  tertulis  harus  dihapus  setiap  kali
                 permukaan  penuh.  Dengan  kata  lain,  belum  ada  tradisi  mencatat  untuk
                 menyimpan informasi. Jadi siswa terbiasa belajar dari mendengarkan dan harus
                 mampu  mengingat  informasi  tersebut  karena  tidak  ada  siswa  yang  memiliki
                 bahan  catatan  yang bisa dibaca saat malam hari belajar di rumah. Jaman sulit
                 lainnya adalah tentang alat transportasi. Jaman tersebut, memiliki sepeda motor
                 merupakan  barang  mewah dan  hanya  dimiliki  oleh  orang-orang  tertentu  saja,
                 sehingga kalau harus berangkat ke sekolah, setiap siswa di desa harus berjalan
                 kaki. Meskipun kondisi demikian, kualitas pendidikan saat itu berjalan dengan baik.
                 Bahkan bisa melahirkan kualitas siswa yang berprestasi.
                        Sejak  di  SD,  Bu  Dewi  sangat  sering  diberi  tugas  oleh  gurunya  untuk
                 mengajarkan  teman-temannya  dalam  hal  latihan  Matematika.  Kegiatan  itu
                 sekarang  dikenal sebagai tutor teman sebaya. Pengalaman mengajarkan teman
                 sekelas  sebagai  tutor  teman  sebaya,  memberi  rasa  bangga  tersendiri  dan
                 menjadikannya  semakin  rajin untuk belajar setiap hari, meskipun untuk bisa ke
                 sekolah, dia harus berjalan kaki jauh tanpa alas kaki.



                                                           8
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17