Page 127 - KELOMPOK RESEARCH & PROFILE Prodi S3 Pendidikan Bahasa Inggris
P. 127

juga suka membaca. Saat libur sekolah, mereka patungan untuk menyewa  berbagai bacaan,
                  seperti  cerita  silat  karya  Asmaraman  S.  Khoo  Ping  Hoo,  Petualangan  Asterix  dan  Obelix

                  karya  René  Goscinny  dan  Albert  Uderzo,  Petualangan  Tintin  karya  Hergé,  Lima  Sekawan

                  karya Enid Blyton, dan Trio Detektif karya Alfred Hitchcok.
                         Kegemaran  membaca  Bu  Arie  tampaknya  menjadi  modal  bagi  Bu  Arie  untuk

                  mengenal dunia, terlepas dari keberadaannya di sebuah desa di salah satu sudut Bali Utara. Bu

                  Arie  menjadi  bisa  membayangkan  betapa  berbedanya  kehidupan  masyarakat  di  luar  sana,
                  tentang musim-musim di negara sub-tropis, dan berbagai makanan yang tak bisa ia temui di

                  desanya. Bu Arie juga belajar membayangkan bagaimana kehidupan manusia dari waktu ke
                  waktu mengalami perubahan karena perkembangan teknologi, dari jaman Dewi Sita diculik

                  Rahwana,  Arjuna  bertapa  Gunung  Mahameru,  menuju  Kekaisaran  Romawi  di  Eropa  ke
                  genosida penduduk asli Amerika oleh Kolonialisasi Eropa, hingga bagaimana anak sekolah di

                  Inggris menghabiskan liburan musim panasnya dan bagaimana remaja Amerika menggunakan

                  kekuatan penalaran untuk memecahkan berbagai misteri. Bersama kakak-kakaknya, Bu Arie
                  sering menggunakan berbagai cerita yang mereka baca sebagai inspirasi berbagai permainan

                  “role-play” yang kreatif. Adalah hal yang menguntungkan bagi Bu Arie dan kakak-kakaknya
                  karena mereka memiliki Ibu seorang guru yang suka mengajak mereka bermain tebak-tebaan,

                  dan  seorang  ayah  yang  suka  mengajak  anak-anaknya  mengisi  teka-teki  silang.  Berbagai
                  bacaan dan permainan keluarga ini membuat Bu Arie sangat ingin melanjutkan sekolah, ke

                  luar desanya dan bila perlu, ke luar daerahnya.


                  2.  Masa Sekolah dan Pengalaman Merantau

                         Ibu  Arie  menempuh  pendidikan  menengah  pertamanya  di  SMPN  1  Seririt  yang
                  jaraknya  cukup  jauh  dari  rumah.  Di  masa  SMPnya,  Ibu  Arie  lebih  banyak  menghabiskan

                  waktu  untuk  belajar  sambil  bekerja  sambilan  sebagai  baby-sitter  untuk  anak-anak

                  tetangganya.  Kebiasaannya  membaca  yang  tak  terbendung  mengantarkan  ia  masuk  ke
                  peringkat 3 besar umum di sekolahnya.  Selepas SMP, Ibu Arie melanjutkan sekolahnya ke

                  bangku sekolah menengah atas di SMAN 1 Singaraja. Jenjang sekolah ini membawa Bu Arie
                  semakin jauh dari kampung halaman dan kedua orang tuanya. Namun, Bu Arie tidak pernah

                  berkecil  hati.  Meski  bekal  yang  diberikan  orang  tuanya  sangat  terbatas,  Bu  Arie  terus

                  semangat  belajar.  Karena  tidak  bisa  membayar  untuk  ikut  pelajaran  privat,  Bu  Arie
                  memutuskan untuk ikut program Kelas Unggulan di sekolahnya, yang memberikan berbagai

                  pelajaran  tambahan  untuk  beberapa  mata  pelajaran  eksakta  dan  Bahasa  Inggris.  Melalui


                                                             123
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132