Singaraja- Falsafah Tri Hita Karana yang menjadi landasan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045 menjadi komitmen Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM-REMA) untuk terus digaungkan dan diimplementasikan secara nyata. Upaya yang dilakukan melalui aksi menjaga lingkungan dan membantu sesama manusia dengan harapan hubungan vertikal dengan Sang Pencipta juga ikut meningkat.
Presiden BEM-REMA Undiksha, I Made Ginastra menjelaskan untuk mewujudkan program tersebut, pada 14 Juni 2019 lalu sudah dilakukan pertemuan dengan BEM fakultas, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di lingkungan Undiksha, Komunitas Griya Luhu, Komunitas Bali Kindness serta Yayasan Sosial Cahaya Impian Masa Depan (CIMD). “Pertemuan tersebut membahas rancangan-rancangan ke depan yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada lingkup kegiatan kemahasiswaan yang berlangsung di Undiksha,” ungkapnya.
Upaya menjaga lingkungan dilakukan dengan penanganan sampah. Rencananya, BEM-REMA Undiksha akan melakukan koordinasi di kalangan mahasiswa untuk melakukan pembuangan sampah pada titik-titik yang ditentukan dan akan dibedakan atas sampah organik dan anorganik. Selain itu, organisasi kemahasiswaan ini juga akan melakukan sosialisasi secara berkesinambungan untuk terus menggugah kesadaran mahasiswa untuk memilah sampah sebelum dibuang di tempat yang disediakan. Sampah plastik yang dikumpulkan mahasiswa akan diwadahi dalam bank sampah. “Setiap beberapa hari, sampah plastik ini akan disumbangkan ke Yayasan CIMD untuk digunakan sebagai bahan keterampilan maupun dijual. Hasilnya akan digunakan untuk membantu operasional yayasan,” ungkapnya.
Kegiatan mengurangi penggunaan plastik akan terus ditingkatkan, termasuk jenis kegiatan pendukung selain membawa botol minum sendiri. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap intruksi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 1/M/INS/2019 tentang Larangan Penggunaan Kemasan Air Minum Berbahan Plastik Sekali Pakai dan/atau Kantong Plastik di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Kegiatan ini rencananya akan dimulai secepatnya. Kami sangat antusias karena ternyata ide ini sudah sejalan dengan instruksi menteri. Jadi timing-nya sangat pas,” ungkap mahasiswa Prodi Pendidikan Matematikan ini.
Program tersebut mendapat dukungan dari Ketua Komunitas Griya Luhu, Ida Bagus Mandhara Brasika. “Pada dasarnya, mencintai sesama bukan hanya dapat ditunjukkan dengan memberikan bantuan materi. Justru, memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan pada saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas, bisa sangat bermanfaat bagi kebaikan bersama di masa depan. Misalnya saya menjadikan sampah plastik sebagai bahan maupun barang yang memiliki nilai tambah, atau istilahnya memberi kehidupan kedua bagi sampah,” katanya.
Hal serupa juga datang dari Komunitas Bali Kindness, yang didirikan oleh tiga dosen Undiksha, yaitu Dewa Ayu Puteri Handayani, Ratih Ayu Apsari dan Dewa Gede Firstia Wirabrata. Program BEM-REMA itu dinilai sangat baik. Diharapkan pula bisa berjalan berkelanjutan, bukan justru menambah masalah. (rls/hms)