Singaraja- Perkembangan dan capaian Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mendapat apresiasi dari sejumlah pejabat pusat. Hal tersebut tak lepas dari usia universitas yang masih tergolong muda. Demikian terungkap dalam rapat kerja penyusunan perencanaan dan anggaran tahun 2020 di Plataran Menjangan Resort & Spa, Taman Nasional Bali Barat, 23 dan 24 Maret 2019.
Apresiasi itu dilontarkan Kepala Biro Perencanaan Kemenristekdikti, Erry Ricardo Nursal yang sekaligus sebagai narasumber pada raker tersebut. Salah satunya pada raihan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) di tengah usia universitas baru 13 tahun. “Baru 13 tahun menjadi universitas, tetapi sudah meraih akreditasi A. Itu sangat positif,” sebutnya. Namun demikian, diharapkan terus ada upaya-upaya peningkatan kualitas, termasuk dalam penyusunan perencanaan program. “Undiksha harus memiliki keunggulan,” tegasnya. Revolusi Industri 4.0, sambungnya juga harus diantisipasi Undiksha. Demikian juga dengan penganggaran berbasis kinerja juga harus diperhatikan dan diimpelentasikan untuk perencanaan dan pelaksanaan program.
Kepala Biro Keuangan dan Umum Kemenristekdikti, Moch. Wiwin Darwina juga mengungkapkan hal serupa. “Kami sangat bangga dengan Undiksha karena perkembangannya sangat baik. Sudah berhasil meraih akreditasi A,” ucapnya. Demikian juga dari Kepala Subdirektorat Pembinaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) II, Muhammad Rusna. Ia pun mengharapkan universitas dengan delapan fakultas ini terus meningkatkan kualitas. Tak hanya pada Sumber Daya Manusia (SDM), tetapi juga dalam tata kelola sebagai badan layanan umum, salah satunya peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (BNBP). “Peningkatan itu bisa dengan memaksimalkan pemanfaatan asset,” jelasnya.
Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd menjelaskan pada tahun 2020 telah disusun arah kebijakan. Yakni, tetap menggenjot akreditasi program studi, dengan target 25 persen A dan 75 persen B, serta mempersiapkan prodi unggul menuju akreditasi internasional. “Program studi dengan akreditasi B harus terus memperbaiki diri sesuai kriteria yang menjadi acuan BAN-PT untuk menjadi prodi unggul. Sedangkan untuk prodi yang sudah terakreditasi A, dipersiapkan menuju akreditasi internasional (AUN-QA),” ungkap Jampel.
Tata kelola lembaga, menjadi Good University Governance pun tak lepas dari perhatian. Hal tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi dan zone integritas untuk menjadikan Undiksha wilayah bebas korupsi serta wilayah birokrasi bersih dan melayani. Tak kalah penting juga pada peningkatan kualitas SDM untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. “Kami terus memotivasi para dosen untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya dari S2 ke S3, meningkatkan jabatan akademiknya dari lektor kepala ke profesor, serta merancang kegiatan-kegiatan akademik seperti sabbatical leave, industrial attachment, faculty exchange, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Publikasi karya ilmiah dosen pada jurnal internasional bereputasi, jurnal nasional terakreditasi, konfrensi internasional terindeks, atau pun pada seminar nasional terus digenjot. Hal tersebut sudah dicanangkan sejak tahun 2017 dan hasilnya positif. Sebagai lembaga yang dituntut menghasilkan SDM andal, antisipasi menghadapi era revolusi industri 4.0 juga masuk dalam kebijakan pada tahun 2020. Bentuknya, membekali multikompetensi kepada lulusan, salah satunya Bahasa Inggris, memberikan ruang dan waktu lebih luas kepada peserta didik untuk membangun kemampuan softskill-nya. “Kami tetap lakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas SDM. Ada melalui penerapan Blended Learning dan Flip Classroom,” ungkapnya. (hms)