Bangli- Desa Belantih semakin mantap melangkah menjadi sentra industri kopi berkualitas. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya pelatihan pengembangan manajemen usaha kopi berbasis digital yang digagas oleh akademisi Undiksha. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa UMKM yang bergerak pada industri pengolahan kopi di Desa Belantih, yaitu Belantih Coffe Farm, Kelompok Tani Dharma Kriya dan Dete Coffee. Pelatihan yang dilakukan di Belantih Coffe Farm di Dusun Lunjangan Desa Belantih ini mendatangkan dua narasumber dari Undiksha, yaitu Sunitha Devi, SE., MSi., Ak., dan Dr. A.A. Ngurah Yudha Martin Mahardika, S.Pd., M.Pd.
Pelaksana pengabdian, I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd menjelaskan pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Undiksha untuk mendukung pengembangan potensi daerah. Pengabdian yang digagasnya ini akan berlangsung selama tiga tahun ke depan. Selama kurun waktu tersebut, sejumlah pelatihan dan pengadaan alat teknologi, seperti huller dan pullper akan dilaksanakan secara bertahap. Alat-alat ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi kopi petani Belantih. “Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi aktif dari pihak Desa Belantih dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kerjasama yang baik antara pihak akademisi dan desa sangat penting untuk keberhasilan program ini,” ujarnya.
Kepala Desa Belantih yang diwakili oleh Kadus Banjar Tangguan, I Nyoman Dana menyampaikan apresiasi atas diinisiasinya kegiatan pengabdian ini. “Kami sangat mengapresiasi upaya ini dalam mengembangkan industri kopi di desa kami dan mempromosikan Desa Belantih ke tingkat yang lebih luas,” ucap nya.
Ia berharap pelatihan ini dapat bermanfaat dan diterapkan secara maksimal oleh para petani kopi agar dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk kopi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Belantih. Para peserta juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang strategi pemasaran digital. Narasumber Sunitha Devi menjelaskan pemasaran produk dapat dilakukan melalui platform media sosial. Akan tetapi, media sosial memiliki
karakteristik dan target audiens yang berbeda. Oleh karena itu, perlu ada pemilihan sesuai dengan target sasaran. Ia juga memberikan tips- tips mengenai pembuatan konten menarik untuk media sosial, serta strategi beriklan secara efektif di platform-platform.
Akademisi Program Studi Akuntansi ini juga menekankan bahwa dengan branding yang baik, produk kopi lokal dapat lebih mudah diingat dan dibedakan dengan produk pesaing. Sementara itu narasumber A.A. Ngurah Yudha Martin Mahardika memberikan pelatihan praktis mengenai fotografi dan videografi produk kopi. Ia menekankan pentingnya kualitas visual yang baik dalam memasarkan produk kopi. “Fotografi dan videografi adalah senjata utama dalam pemasaran produk kopi di era digital ini,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan gambar dan video yang menarik, produk kopi lokal dapat lebih mudah dikenal dan menarik minat konsumen. Peserta diajarkan teknik pengambilan gambar dan video yang tepat, mulai dari pemilihan angle, pencahayaan, hingga pengeditan sederhana. (rls/hms)