Keberadaan logam berat kromium heksavalen di lingkungan perairan perlu diminimalisasi dengan memanfaatkan sumber daya hayati yang tersedia dan sumber daya alam yang melimpah dalam bentuk limbah. Tim Semeton Bakteri yang merupakan tim mahasiswa Undiksha dalam Program Kreativitas Mahasiswa dengan skema Riset Eksakta (PKM-RE) membuat suatu program dengan mengisolasi bakteri indigenous dari wilayah sungai tercemar limbah sablon untuk dimanfaatkan sebagai agen bioremediasi kromium heksavalen yang juga dihasilkan dari industri sablon melalui penggunaan stimulus berupa limbah bulu ayam broiler dalam bentuk tepung sehingga dapat mengurangi limbah produksi peternakan ayam broiler.
Tim yang terdiri atas Made Luhur Sahadeva dari program studi Biologi sebagai ketua tim, serta anggota Ni Putu Ayu Oka Pratiwi dari program studi Kimia, Ni Nyoman Ayu Paramitha dari program studi Biologi, dan Putu Dinda Sasmitha dari program studi Biologi melaksanakan kegiatan riset ini selama 4 bulan yang dimulai dari bulan April hingga bulan Juli tahun 2024.
Kegiatan riset eksakta ini bertempat di dua lokasi. Sungai Mati, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali sebagai tempat pengambilan sampel bakteri indigenous dari wilayah tercemar limbah cair sablon, serta di lingkungan Universitas Pendidikan Ganesha sebagai tempat pelaksanaan penelitian melalui uji secara in vivo.
Pelaksanaan program terdiri atas 4 tahapan, yakni pengambilan sampel dan isolasi bakteri indigenous yang dilakukan dengan mengambil sampel pada wilayah perairan yang tercemar kromium heksavalen dan melakukan isolasi terhadap bakteri indigenous untuk mendapatkan konsorsium bakteri alami dari wilayah perairan yang tercemar, uji toleransi konsorsium bakteri terhadap kromium heksavalen yang dilakukan dengan menumbuhkan konsorsium bakteri pada media pertumbuhan yang mengandung logam berat kromium heksavalen guna memperoleh konsorsium yang memiliki daya tahan atau tingkat toleransi tinggi terhadap kromium, pelaksanaan kombinasi bioaugmentasi dan biostimulasi secara in vivo yang dilakukan melalui inokulasi konsorsium bakteri indigenous dengan tingkat toleransi tertinggi pada sampel sedimen tercemar kromium heksavalen dengan penambahan stimulan berupa tepung bulu ayam broiler dengan perbedaan konsentrasi pada setiap perlakuan, serta analisis proses kombinasi bioaugmentasi dan biostimulasi terhadap kemampuan remediasi kromium heksavalen yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil remediasi menggunakan konsorsium bakteri indigenous dengan stimulasi variasi konsentrasi tepung bulu ayam broiler terhadap pengurangan jumlah kromium heksavalen pada sampel sedimen tercemar yang telah dilakukan pengujian secara in vivo. (rls/hms)