Para petani di Desa Catur, Kintamani, Bangli mengalami permasalahan pada proses pengeringan biji kopi. Petani masih menggunakan metode tradisional, yaitu menjemur di bawah sinar matahari dan menggunakan green house yang sangat memperlambat produktivitas dan menurunnya kualitas biji kopi dari target. Selain itu, curah hujan di Desa Catur yang sangat tinggi juga mempengaruhi waktu penjemuran.
Menyadari adanya permasalahan tersebut, tim yang diketuai oleh Made Allan Theja Kurniawan dari prodi Pendidikan Biologi, dengan anggotanya I Nengah Ariyasa Kusuma dari prodi Pendidikan Biologi, I Kadek Suka Laksana dari prodi Biologi, Richa Patrisia Arista Putri dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Ni Kadek Indri Regita Ayuningtias prodi Pendidikan Teknik Informatika menggagas sebuah inovasi Smart Coffe Dryer (SCD) melalui Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Penerapan IPTEK (PKM-PI). Inovasi ini diaplikasikan pada Kelompok Petani Wisnu Sari Guna Desa Catur Kintamani. SCD adalah sebuah alat yang nantinya akan mengeringkan biji kopi dengan menggunakan pemutar yang lebih dikenal dengan rotary dryer. Alat ini akan berputar dengan bantuan dari motor listrik (dinamo). Alat berbasis hybrid ini mampu membantu proses pengeringan biji kopi meskipun cuaca tidak mendukung karena dapat dihubungkan langsung dengan listrik sehingga ramah lingkungan.
Program yang didampingi oleh dosen I Made Oka Riawan, S.Pd.,M.Sc ini dimulai pada bulan April dengan waktu 4 bulan dimulai dari tahapan awal berupa observasi serta wawancara, pembuat alat dan bahan, pendesainan mesin (pendesainan rangka, pendesainan rotary dryer, pendesainan box modul, pemasangan panel solar, perakitan komponen utama, pemasangan panel solar, perancangan software dan pemrograman, uji coba mesin), tahap pelaksana (sosialisasi, penerapan SCD), evaluasi, dan laporan akhir. Alat ini ke depan dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk mengontrol suhu dan kadar air pada biji kopi melalui smartphone. (rls/hms)