Denpasar- Institut Konfusius Balingkang di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berkolaborasi dengan Institut Konfusius di Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan Konferensi Akademik Internasional Institut Konfusius pertama di Asia Tenggara pada 9 hingga 12 Mei 2024. Konferensi yang berlangsung di Bali ini mengusung tema “Localization, Internationalization, and Modernization of Education in the Context of China-Southeast Asia Cultural Exchange in the Era of Digital Intelligence”. Lebih dari 100 orang menghadiri pertemuan tersebut secara daring dan luring.
Pada upacara pembukaan, Wakil Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Ahmad Yunus dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, masing-masing menyampaikan pidato pembukaan dan sambutan untuk konferensi tersebut, menegaskan pentingnya konferensi bersama ini sebagai ruang untuk bertukar ide dan gagasan.
Konferensi ini terbagi menjadi tiga sub-forum, yaitu Pengajaran dan Penelitian Tiongkok, Bahan Pengajaran dan Metode Pengajaran Asli dan Kebudayaan Tiongkok-Asia Tenggara. Terdapat 19 pembicara dari Tiongkok, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina diundang. Menggabungkan bidang penelitian masing-masing dan berfokus pada tema, para ahli melakukan pertukaran dan diskusi mendalam mengenai isu-isu mutakhir dalam pendidikan internasional Tiongkok dan pertukaran budaya serta saling menguntungkan. Selain itu, 39 cendekiawan muda secara daring dan luring juga mengambil peranan sebagai pemakalah dan memberikan presentasi.
Konferensi tersebut secara khusus mengundang Prof. Shao Yi dari Jinan University, Dr. Zhu Minxia dari Institut Konfusius Balingkang di Universitas Pendidikan Ganesha, dan Dr. Ye Junjie dari MARA Technology University di Malaysia untuk menjadi Moderator. Makalah luar biasa yang dipilih pada konferensi berdasarkan tinjauan para ahli akan diterbitkan secara selektif di jurnal internasional “MANARINABLE” dari Institut Konfusius di Universitas Sebelas Maret.
Konferensi ini menjadi platform yang baik untuk dialog mendalam mengenai teori dan praktik pendidikan internasional Tiongkok. Sebagian besar cendekiawan muda merupakan pengajar bahasa Mandarin di negara-negara Asia Tenggara. Dalam konferensi ini, ditunjukkan permasalahan dan pemikiran terkini dalam pengajaran bahasa Mandarin di berbagai negara dari berbagai sudut pandang inspirasi bagi para guru. Keberhasilan penyelenggaraan konferensi ini mendapat dukungan kuat dari lembaga mitra Tiongkok dan asing, yaitu Institut Konfusius di Universitas Sebelas Maret, Institut Konfusius Balingkang, Xihua University dan Xinyang Normal University, serta Universitas Sebelas Maret dan Universitas Pendidikan Ganesha. Komitmen untuk bekerja sama dalam kegiatan akademik ini akan menjadi dasar yang kuat untuk kerja sama multi-aspek dan mendalam di masa depan. (rls)