Singaraja- Mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) tidak hanya diajak untuk mengenal berbagai kearifan lokal dan budaya masyarakat Bali melalui matakuliah modul nusantara. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini juga diajak untuk mengenal dan pelatihan produksi eco enzyme, sebagai salah satu bagian program peduli lingkungan.
Eco enzyme adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu). Produk ini dapat sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio- kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dengan memanfaatkan sampah buah atau sayuran. Produk ini salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat.
Pelatihan produksi eco enzyme berlangsung di kediaman Relawan Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Buleleng, I Nyoman Sutrisna. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa. Pelatihan ini dipandu oleh Ketua Relawan Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Buleleng, Ferry Tanaya. Di awal, ia berbagi pengetahuan tentang manfaat eco enzyme dan proses pembuatan. Kegiatan ini diikuti antuasis oleh mahasiswa yang terdiri atas berbagai program studi.
Dosen Modul Nusantara, Prof. Dr. Desak Putu Parmiti, M.S., yang turut hadir pada kegiatan ini menjelaskan dalam matakuliah modul nusantara, terdapat berbagai bentuk program yang diikuti oleh mahasiswa. Program tesebut berkaitan dengan kearifan lokal masyarakat Bali, kebhinekaan, pariwisata, maupun lingkungan. Pelatihan produksi eco enzyme ini adalah salah satu bentuk implementasi program lingkungan. “Kami membuat 14 program. Pelatihan produksi eco enzyme ini adalah yang ke-12,” jelasnya. Sementara itu, Relawan eco enzyme, I Nyoman Sutrisna memberikan apresiasi atas antusiasme mahasiswa untuk mengikuti pelatihan ini karena gayung bersambut dengan edukasi yang ia lakukan kepada masyarakat Desa Adat Buleleng.
Sutrisna yang juga sebagai Klian Desa Adat Buleleng mengaku sudah memproduksi eco enzyme sejak tahun 2019. Produk tersebut sudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga perkebunan. Hasilnya, udara di rumah dirasakan lebih segar dan hasil perkebunannya lebih bagus.
Mahasiswa, Aldy Rizqi Gumilar dan Dinda Dwi Setiawati mengaku sangat senang mengikuti pelatihan ini. Mereka mendapatkan wawasan tentang pemanfaatkan sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat.
Pelatihan ini ditutup dengan pemanenan eco enzyme yang telah difermentasi selama tiga bulan. Pascaini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan produksi di rumah masing-masing dan turut memberikan edukasi kepada masyarakat lainnya. (hms)