Singaraja– Pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk di seluruh sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak secara signifikan adalah sektor kesehatan. Covid-19 dapat mengancam kesehatan berbagai kalangan usia, terlebih lagi kelompok usia lanjut dan penderita penyakit penyerta kronis yang dalam istilah medis disebut komorbid.
Diabetes melitus menjadi komorbiditas kedua tersering dalam kasus Covid-19 yaitu sebesar 8 persen dengan angka kematian tiga kali lipat dari penderita secara umum sehingga hal ini mendapat perhatian lebih dari tenaga kesehatan. Pasien komorbid diabetes melitus harus melakukan pengontrolan kadar glukosa darah secara berkala sebagai upaya pencegahan komplikasi lebih lanjut. Namun, pasien seringkali terkendala dalam melakukan pemantauan glukosa darah secara mandiri yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sulitnya memahami hasil pemantauan serta tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus untuk melakukan kontrol yang rendah. Terlebih lagi, situasi pandemi Covid-19 ini kian menyulitkan pasien diabetes untuk melakukan konsultasi langsung ke tenaga kesehatan karena pasien diabetes melitus memiliki risiko lebih besar terinfeksi Covid-19 serta adanya ketakutan pasien untuk melakukan kontrol ke rumah sakit pada masa pandemi.
Menyikapi permasalah tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Undiksha yang terdiri atas
Kadek Edy Sukarma, Putu Krisna Satya Jayadi, I Gede Rama Santika dari Prodi Kedokteran, Kartika Nikova dari Prodi Sistem Informasi, dan Ketut Nova Wirya Dinata dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika mencoba mempersiapkan solusi.
Di bawah bimbingan Dr. dr. Made Kurnia Widiastuti Giri, S.Ked., M.Kes., tim ini merancang sebuah inovasi Smart Serum Glucose Monitor berbasis IoMT sebagai alat pemantau kesehatan pasien komorbid diabetes melitus pada masa pandemi Covid-19.
Smart Serum Glucose Monitor merupakan suatu sistem yang dirancang dengan mengkombinasikan alat glukometer berbasis IoMT (Internet of Medical Things) yang ditambahkan chip dengan suatu aplikasi telemedicine dengan berbagai fitur agar dapat mendeteksi kadar glukosa darah dan kondisi kesehatan pasien komorbid diabetes melitus dari jarak jauh secara berkala. Beberapa fitur yang terdapat pada sistem ini untuk menunjang kepraktisan dan keunggulan alat ini. Pertama, auto-notification, yaitu hasil pengecekan glukosa darah akan langsung terdata dan terkategori tinggi, normal, atau rendah pada aplikasi pasien dan tenaga kesehatan secara otomatis serta pasien dapat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait kondisi kesehatannya melalui pesan pada smartphone. Fitur kedua, yaitu fitur statistik yang dapat memantau perkembangan kadar glukosa darah pasien secara berkala yang hasilnya dapat dibuatkan statistiknya. Selanjutnya terdapat fitur reminder yang bisa mengingatkan pasien untuk melakukan pengecekan glukosa darah secara teratur di kediaman masing-masing. Fitur lainnya yaitu fitur pengamanan menggunakan fingerprint (sidik jari) yang bertujuan agar data pasien tidak bisa dimanipulasi oleh orang lain. Fitur yang terakhir adalah emergency support based on location yang dapat memberikan bantuan dengan melakukan pencarian terhadap rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dari lokasi pengguna apabila pasien tersebut mengalami komplikasi yang sangat buruk dan dalam keadaan darurat.
“Pelaksanaan kegiatan selama 4 bulan dari bulan Juni sampai September mulai dari perancangan hardware dan aplikasi hingga uji coba alat. Untuk hasil yang didapatkan dari uji coba tersebut menunjukkan akurasi alat Smart Serum Glucose Monitor yaitu sebesar 98,94 persen dengan berbagai fitur yang audah berjalan baik,” jelas Ketua Tim, Edy Sukarma, Selasa (13/9/2022).
Adanya inovasi Smart Serum Glucose Monitor ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan dalam memantau perkembangan glukosa darah dan kondisi kesehatan pasien komorbid diabetes melitus dengan baik. (rls)