Singaraja- Pemilihan Umum (Pemilu) secara serentak di Indonesia akan berlangsung pada tahun 2024. Hajatan politik ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya, baik untuk DPR, Kepala Daerah, maupun Presiden. Kaum muda yang juga akan terlibat di dalamnya diajak untuk turut mengambil peran dalam menjaga dinamika Pemilu. Hal tersebut terungkap dalam Seminar Nasional Civic Law yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Ganesha, Minggu (11/9/2022).
Seminar yang berlangsung secara daring ini menghadirkan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia, Rahmat Bagja, S.H.,LL.M., sebagai narasumber. Dalam paparannya, ia menyampaikan proyeksi jumlah pemilih muda pada Pemilu 2024 sekitar 53,6 persen. Angka ini lebih tinggi dari pada tahun 2019 sebesar 35 sampai 40 persen.
Pemilu nanti berpotensi dihadapkan dengan titik rawan, baik berupa politik sara, politik uang dan penyalahgunaan anggaran, pelanggaran netralitas ASN, TNI/Polri, dan Kepala Desa, data dan pemutakhiran data pemilih, kerumitan pemungutan, maupun hoax atau berita bohong. Dalam rangka mencegah persoalan-persoalan tersebut, kaum muda yang masuk sebagai pemilih dengan jumlah besar dan sebagai kalangan yang melek teknologi memiliki peran yang sangat strategis. Kaum muda perlu terlibat dalam menyukseskan pemilu dengan terjun langsung dalam momen krusial. Pertama, pada momen pencalonan, kaum muda dapat mengambil peran dalam proses kandidasi calon peserta pemilu dan pemilihan. Kedua, pada momen kampanye, dapat melaporkan adanya politik uang dan politisasi SARA melalui media sosial maupun mendorong para kandidat menawarkan visi, misi, dan program kerja yang perspektif anak muda. Ketiga, pada momen pemungutan suara, turut mengkampanyekan anti golput dan melakukan pengawasan partisipatif. “Ini yang dilakukan teman-teman muda saat pemilu kemarin,” katanya.
Secara khusus terkait dengan strategi meningkatkan partisipasi kaum muda palam penyelenggaraan pemilu, Bagja menyebutkan Bawaslu telah berkolaborasi bersama stakeholder terkait, menyelenggarakan pendidikan pemilih kaum muda melalui program kreatif, dan menyelenggarakan sekolah kader pengawasan partisipatif.
Seminar ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hubungan Masyarakat, dan Alumni Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. Ia menyampaikan seminar kali keempat ini penting dilakukan terutama bagi generasi muda atau mahasiswa dalam mempersiapkan dirinya pada pelaksanaan pemilu yang akan datang. “Para generasi muda atau mahasiswa harus didukung, dikawal dan dijaga agar nantinya bisa memilih para calon pemimpin bangsa yang terbaik untuk dapat mengantarkan bangsa Indonesia yang hebat, mandiri, dan unggul di masa yang akan datang,” tegasnya.
Ia juga mengajak para pemilih muda, khususnya mahasiswa Undiksha untuk menjadi pioneer sebagai pemilih cerdas dalam rangka mewujudkan Pemilu yang semakin berkualitas. “Generasi muda sebagai penerus bangsa harus turut berpartisipasi dalam mewujudkan perjalanan bangsa. Termasuk dalam menyukseskan Pemilu,” imbuhnya.
Seminar ini dihadiri pula oleh pimpinan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Undiksha. Pesertanya tidak hanya mahasiswa dari Jurusan Hukum dan Kewarganeragaan Undiksha, tetapi juga dari perguruan tinggi lain dan instansi terkait. (hms)