Singaraja- Pelaksanaan pembelajaran bagi siswa tidak hanya cukup berangsung di sekolah dan diajar oleh guru. Tetapi, juga berlanjut di tengah keluarga, terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Realitas ini dialami oleh siswa tunagrahita Sekolah Luar Biasa(SLB) Negeri 1 Jembrana. Dihadapkan kondisi demikian, orangtua diharuskan berperan langsung untuk turut memberikan Pendidikan. Akan tetapi, permasalah yang muncul adalah kurang kepercayaan diri dalam mendampingi anak.
Permasalahan tersebut menjadi perhatian mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Tim PKM PM Universitas Pendidikan Ganesha yang diketuai oleh Ni Kadek Gina Puspita Sari dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang beranggotakan Ni Luh Sri Wida Wati, Pande Kadek Okta Widiyanthi, Luh Dian Ananta Udianti, dan Anak Agung Ayu Kaulika Dewanti, didampingi oleh dosen Dr. I Ketut Iwan Swadesi, S.Pd., M.Or. mengambil langkah untuk melakukan pengabdian masyarakat. Program yang dilaksanakan berupa kegiatan Scaffolding Parental Self-Efficacy sebagai Support System Berbasis Video Edukatif Terhadap Orangtua Anak Tunagrahita SLBN 1 Jembrana.
Ketua Tim, Gina Puspita Sari mengatakan kegiatan Scaffolding ini ditujukan untuk memberikan support pada orangtua yang memiliki kepercayaan diri rendah. Program ini dilaksanakan selama 4 kali pada bulan Agustus. Setelah penayangan video edukatif, dilaksanakan sesi diskusi agar orangtua dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman saat mengasuh anaknya.
Kegiatan ini mendapat antuasiasme tinggi dan respon positif dari orangtua siswa tunagrahita, salah satunya Maria Puspita. Ia mengatakan program ini memberikan wawasan baru serta membantu orang tua dalam mendidik anaknya.
Kepala SLBN 1 Jembrana, Komang Sri Mariati, S.Pd., M.Pd., juga memberikan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan ini. Ia melihat terdapat dampak perubahan dari orangtua siswa terhadap keyakinan diri serta semangatnya dalam mendidik anaknya.
Kegiatan ini tidak hanya dilakukan pada saat pandemi saja. Parental Self-Efficacy bersifat dinamis. Artinya, harus diasah secara berkelanjutan. Hal ini menjadi alasan pelaksanaan kegiatan berbasis video edukatif agar orangtua dapat menonton secara berulang-ulang. (rls/hms)