Singaraja- Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) tahap IV yang diselenggarakan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) ditutup, Minggu (14/8/2022). Pasca ini, para peserta yang terdiri atas puluhan orang dosen diharapkan dapat semakin berkualitas dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi mahasiswa.
Acara penutupan dirangkaikan dengan kegiatan outbound di Jembong Campsite, Sukasada, Buleleng. Para peserta mengikuti berbagai game untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan sebagai refresh setelah selama enam hari mengikuti kegiatan dalam kelas.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM) Undiksha, Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd. Ia didampingi oleh Sekretaris, Dr. I Gusti Lanang Agung Parwata, M.Kes.
Ardana menjelaskan program Pekerti adalah salah satu program unggulan Undiksha dalam rangka meningkatkan kemampuan mengajar bagi para dosen terutama yang berkaitan dengan pedagogi. Dosen diharapkan semakin baik dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengasesmen pembelajaran dan sebagainya. “Tentu kami berharap dan ingin setelah pekerti ini, kemampuan pedagogi dosen semakin baik,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, dosen memiliki peran untuk membentuk prilaku mahasiswa untuk siap berjuang dalam kondisi apapun. Oleh sebab itu, selain kemampuan pedagogi, dosen juga harus memiliki kompetensi profesional, sosial dan kepribadian. Kompetensi profesional ditunjukkan melalui kualifikasi pendidikan dan sosial dan kepribadian dikembangkan melalui aktivitas berkelompok, salah satunya outbound.
Akademisi asal Denpasar ini juga menyinggung peluang tantangan dosen ke depan, yaitu tidak cukup menyampaikan knowledge atau pengetahuan mahasiswa, tetapi juga karakter. Karakter kemungkinan akan lebih dominan dilihat dalam persaingam dunia kerja ke depan. Maka dari itu dalam mengajarkan mahasiswa ada dua kunci yang perlu diperhatikan oleh dosen. Pertama, harus mampu memfasilitasi peserta didik atau mahasiswa untuk menguasai pengetahuan dan kedua, memfasilitasi untuk menjadi pribadi yang baik dan bijak. Dalam hal ini, dosen itu harus menerapkam paradigma, yaitu knowledge is power, but character is more. “Jadi pengetahuan memang penting tapi karakter jauh lebih penting. Itu yang harus dirubah dalam paradigma di dosen,” pungkasnya. (hms)