Singaraja- Seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023, khususnya di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sudah berakhir. Sejalan dengan itu, para mahasiswa baru akan dihadapkan serangkaian kegiatan dalam pengenalan kehidupan kampus. Selanjutnya juga akan mengikuti pembelajaran yang tentunya berbeda dengan jenjang SMP maupun SMA. Lalu, apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan oleh mahasiswa baru menghadapi suasana akademik yang berbeda ini?
Kepala UPT Layanan Bimbingan dan Konseling Undiksha, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi., M.A., Kamis (4/8/2022) mengatakan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan di perguruan tinggi merujuk pada perkembangan individu yang memasuki masa remaja dan beralih ke masa dewasa awal. Pada kondisi ini, tentunya pembelajaran di perguruan tinggi akan berusaha menstimulasi perkembangan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dari para mahasiswa baru. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa baru melakukan penyesuaian diri, baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi perkuliahan yang menuntut untuk mengembangkan cara berpikir yang lebih kritis, lebih rasional, kemudian juga mempertajam logika. Selain itu, juga mampu mengembangkan kemandirian, menjadi bertanggungjawab, dan adanya keterampilan interpersonal yang lebih baik dari sebelumnya. “Nah jika mahasiswa tidak mampu menyesuaikan diri pada aspek tersebut, tentunya akan menjadi hambatan di kemudian hari ketika menjalankan perkuliahan,” ungkapnya.
Pada umumnya, mahasiswa baru ini akan jauh dari orangtua atau dari orang-orang dewasa yang sebelumnya membantu proses belajar atau dalam kesehariannya. Oleh sebab itu, ia mengajak mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya secara mental. Dalam pengenalan kehidupan kampus, agar tidak merasa stress, mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah perlu mengembangkan interaksi sosial yang lebih baik dan menggali informasi tentang perkuliahan di perguruan tinggi. Hal tersebut dinilai menjadi poin penting untuk bisa menjalani perkuliahan dengan baik. “Saya pikir satu poin yang penting untuk mereka bisa menikmati kegiatan ini adalah mencari teman sebanyak-banyaknya. Sehingga bisa sharing bagaimana perasaaannya. Kalau misalnya agak berat, mereka bisa berbagi dengan temannya,” katanya.
Secara khusus terkait dengan perkuliahan, ditekankan pentingnya untuk mengembangkan sikap proaktif, penuh dengan inisatif karena pembelajaran di perguruan tinggi relatif berbada dengan yang dialami dijenjang SMP maupun SMA. Dosen nanti akan lebih banyak memberikan tugas-tugas yang menuntut kemandirian. Tidak kalah penting lagi, mahasiswa baru tidak lupa untuk mengembangkan minat dan bakatnya melalui organisasi dalam kampus. “Perkuliahan tidak hanya mengembangkan bidang akademik saja, tetapi non akademik juga terbuka kesempatannya,” pungkas dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan ini. (hms)