Singaraja- Sejumlah model tampil di pada pagelaran busana di Auditorium Universitas Pendidikan Ganeha (Undiksha), Minggu (3/7/2022) malam. Model tersebut mengenakan pakaian yang sangat fasionable dengan tata rias yang memukau. Tak ayal, penampilanya menjadi daya tarik para penonton.
Pagelaran ini adalah acara rutin yang digelar oleh mahasiswa semester akhir dari Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) konsentrasi tata busana dan tata kecantikan Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) Undiksha). Bertajuk Ganesha Fasion and Beauty Festival (Gafabes), pagelaran ini mengusung tema Ethure yang bermakna ethnic, culture, heritage yang melambangkan sebagai warisan budaya berupa kain etnik tradisional yang merupakan konsep besar dalam pemanfaatannya sebagai suatu karya. Dalam tema tersebut diklasifikasikan kembali menjadi beberapa sub tema yang terinspirasi dari siklus perjalanan zaman yakni nirmala, sharma, athya, dan erebus.
Ketua Panitia, Ni Kadek Ayu Dilla Damayanti mengatakan kegiatan ini tidak hanya untuk memenuhi syarat matakuliah desain pagelaran busana, tetapi juga menjadi ruang untuk mengekspresikan karya seni yang dihasilkan dari proses perkuliahan.
Dekan FTK, Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd., memberikan apresiasi atas digelarnya kembali pagelaran ini. Ia menilai dari tahun ke tahun, perkembangannya semakin baik, baik dari kualitas maupun kuantitas. Ditegaskan, pagelaran ini bukan tujuan akhir dari matakuliah, tetapi menjadi awal perjuangan mahasiswa untuk terus berkarya sehingga mampu berdaya saing dan mampu menjadi desainer muda yang andal. “Dalam proses pasti ada kekurangan, tapi saya sangat mengapresiasi atas karya yang mereka buat,” ucapnya.
Dekan asal Kabupaten Badung ini mengatakan dalam melahirkan sebuah karya yang akan ditampilkan dalam pagelaran ini, mahasiswa dituntut memiliki kemandirian dengan terjun langsung ke lapangan untuk menggali informasi yang mendukung dengan tema pagelaran. Hal ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. “Dalam proses mereka mengembangkan produk ini, mereka sengaja di lepas dalam konteks belajar merdeka yang menjadi program kementerian yaitu MBKM,” ungkapnya.
Ia berharap pagelaran ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Karya yang ditampilkan lebih beragam dan mampu menarik minat industri maupun pasar. (hms)