Singaraja– Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dipercaya oleh pemerintah pusat sebagai pelaksanaan Ujian Pengetahuan (UP) retaker program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Ujian yang berlangsung pada 16 dan 17 Oktober 2021 ini diikuti 760 peserta yang terdiri atas 21 bidang studi. Ujian dilaksanakan dengan berbasis domisili dan diawasi secara ketat.
Koordinator PPG Undiksha, Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd., menjelaskan UP Retaker adalah kesempatan ujian ulang bagi peserta PPG yang belum lulus pada ujian sebelum-sebelumnya. “Tidak ada peserta baru. Jadi tidak ada peserta yang belum pernah UP. Semua peserta ini sudah pernah UP, cuma ada yang UP langsung ke tempat tes,” jelasnya.
Ujian, sambung akademisi bidang Pendidikan Bahasa Indonesia ini dilaksanakan secara online, dengan peserta berada di tempat tinggal masing-masing atau tempat yang terjangkau akses internet. Ujian berlangsung empat sesi, dengan peserta 190 orang setiap sesi dan melibatkan 13 orang pengawas. “Ujian ini berbasis domisili. Dalam sehari dilaksanakan dua sesi,” terangnya. Peserta ujian ini langsung dikondisikan oleh pusat. Undiksha hanya sebagai pelaksana. Peserta ujian berasal hampir dari seluruh provinsi di Indonesia. “Jadi mereka disini memang dikondisikan oleh pusat dari berbagai asal wilayah. Tidak lagi memikirkan mereka dari mana, karena langsung UP di tempat masing-masing,” ucapnya.
Disampaikan lebih lanjut, ujian ini dilakukan secara ketat. Terdapat berbagai ketentuan yang harus diikuti para peserta. Dalam hal ini, Undiksha juga memberikan pengarahan kepada para pengawas. Hal sama juga dilakukan oleh penyelia, Drs. Eded Tarmedi, M.A., yang sekaligus memantau secara langsung pelaksanaan ujian. “Kita sudah memiliki pengalaman UP berbasis domisili sebelumnya. Kita memiliki pengawas yang andal,” kata akademisi yang juga sebagai Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha ini.
Bercermin dari pengalaman sebelumnya, kendala yang dihadapi peserta ujian lebih pada teknis akibat gangguan server pusat, jaringan internet, dan kemampuan penggunaan teknologi oleh para peserta. “Sebelumnya di ujian hanya terdapat kendala teknis. Tetapi itu sudah ditangani secara cepat. Kalau yang kemarin banyak masalah terjadi pada sinyal dari peserta. Kemudian kemampuan guru untuk melek terhadap literasi teknologi belum merata sehingga banyak yang mengalami kendala teknis,” imbuhnya. Ujian kali ini diharapkan dapat berjalan lancar dan bisa lebih baik dari sebelumnya. (hms)