PROGRAM magang menjadi salah satu program unggulan yang gencar dikampanyekan oleh pemerintah pusat. Program ini salah satunya diperuntukkan bagi mahasiswa. Manfaatnya sangat penting untuk pengembangan soft skill yang sangat menunjang kelancaran karir ke depan.
Terdapat sejumlah syarat untuk bisa mengikuti program tersebut. Diantaranya, tercatat sebagai mahasiswa mahasiswa aktif (tidak sedang mengambil cuti kuliah), minimal semester V untuk mahasiswa D3, dan semester VII untuk mahasiswa D4/S1. Selain itu, memiliki IPK minimal 2,75, bersedia melaksanakan magang selama 6 bulan memperoleh izin dari pengelola Program Studi, serta tidak diperkenankan mengambil cuti dan wisuda selama magang.
Peluang ini tidak dilewatkan oleh sejumlah mahasiswa Undiksha. Salah satunya adalah Putu Yunik Widiarini. Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Akuntansi ini mengikuti Program Magang Mahasiswa Bersertifikat tahun 2021 dari FHCI (Forum Human Capital Indonesia) yang bekerjasama dengan Undiksha. Mahasiswa berkulit putih ini membagikan sedikit pengalamannya. Ia mendapat kesempatan magang di PT. Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah VII Denpasar. Program tersebut terdiri dari dua batch. Pertama, berlangsung pada 18 Maret – 18 September 2021 dan batch kedua, berlangsung pada 20 September 2021 – 16 Maret 2022.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk bisa mengikuti program tersebut, mulai dari pendaftaran, proses administrasi dan selanjutnya seleksi. Yunik, sapaan akrabnya telah berhasil mengikuti magang pada batch I. Pengalaman menarik yang didapatkannya menjadi pendorong untuk melanjutkan magang ke batch II. Keikutsertaan dalam program nasional ini dijadikan sebagai ruang untuk menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi diri. Ia juga dapat belajar manajemen waktu antara praktik kerja dan kegiatan perkuliahan. “Karena tidak bisa mengambil cuti kuliah, jadi kita sebagai mahasiswa dan mengikuti program magang mesti pintar membagi waktu. Kebetulan saya waktu daftar tinggal menyusun skripsi saja,” terangnya, Senin (11/10/2021).
Mahasiswi kelahiran 1999 ini tidak menampik jika selama mengikuti program tersebut dirinya mengalami sedikit kesulitan, terlebih ia ditempatkan pada sebuah departemen yang baru terbentuk. “Kesulitan dalam beradaptasi dengan pekerjaan di tempat magang, karena saya ditempatkan di Departemen Risiko. Kebetulan departemen tersebut baru terbentuk 2 tahun lalu. Jadi sama-sama belajar bersama karyawan,” tuturnya.
Adanya program magang tersebut tentu sangat disyukuri oleh mahasiswi 22 tahun ini, terlebih lagi dalam program tersebut, selain bisa menambah ilmu dan pengalaman, dirinya juga bisa menambah relasi. “Di tempat magang kita bisa dekat dengan orang penting. Seperti waktu acara pertemuan dengan pengadaian pusat dan ikut terlibat dalam acara HUT pegadaian,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., sering mengajak mahasiswa untuk mengikuti kegiatan yang tujuannya untuk pengembangan kompetensi, salah satunya magang. Program ini juga sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan Kemendikbudristek. “Mengikuti program magang merupakan langkah yang sangat tepat bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan potensi diri dan juga siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang sesungguhnya. Semoga kedepan semakin banyak mahasiswa yang aktif untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada sehingga bisa menjadi lulusan yang unggul dan siap berdaya saing,” katanya. (hms)