Singaraja- Perasaan tidak aman (insecure) pasti pernah dialami setiap orang. Rasa itu dapat memicu terjadinya hal negatif pada diri, seperti stress. Tentu, tidak ada satu orang pun yang menginginkan itu terjadi. Kehidupan diinginkan dapat tumbuh positif. Hal itulah menjadi perhatian Jurusan Bahasa Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (FBS-Undiksha). Jurusan yang terdiri atas tiga program studi ini menyediakan ruang untuk berbagi tips mengantisipasi insecure yang berkepanjangan melalui webinar nasional yang bertajuk “self-love”, Minggu (17/10/2021)
Webinar dengan ratusan peserta ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Jero Jemiwi yang merupakan seorang life coach dan mentor serta Ni Putu Ayu Niya Loviyani yang merupakan Duta Pemuda Indonesia Provinsi Bali 2020 sekaligus sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa Asing. Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FBS Undiksha, Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd. Ia menyampaikan bahwa sebagai manusia, tidak jarang dihadapkan dengan rasa tidak aman. Terkadang tidak diketahui penyebab munculnya hal tersebut, termasuk tidak diketahui pula solusinya. Untuk keluar dari lingkaran itu, sangat perlu didukung dengan pemikiran yang positif yang didukung dengan self-love. “Bagaimana caranya agar kita kembali merasa aman, tentu akan didapatkan melalui webinar ini,” katanya.
Akademisi asal Ubud, Kabupaten Gianyar ini memberikan apresiasi atas kesediaan narasumber untuk berbagi tips atau pengetahun kepada para peserta yang sebagian adalah mahasiswa, yang cukup rentan merasakan ketidakamanan dalam hidup. “Kami berharap webinar ini dapat memberikan manfaat untuk para peserta,” imbuhnya.
Paparan materi diawali oleh Jero Jemiwi. Perempuan yang sempat bergelut sebagai pramugari ini menyampaikan kehadiran masalah dapat memicu rasa tidak aman pada diri seseorang. Masalah itu dapat datang dari berbagai aspek, seperti lingkungan keluarga, pergaulan, dan sebagainya. Dijelaskan, sedikitnya terdapat lima area dalam hidup yang menyebabkan munculnya rasa tidak aman pada diri. Pertama, area fisik, yaitu s eseorang terkadang merasa memiliki fisik yang tidak sesempurna orang lain. Kedua, masalah emosi, yaitu seseorang merasa marah untuk berbagai hal. Ketiga, finansial, yaitu adanya kesulitan ekonomi. Keempat, relationship yang tidak bagus dengan orang dekat. Dan kelima, hati merasa kosong yang menciptakan suasana hidup terasa hampa dan tanpa makna. Ia mengajak seseorang harus bangkit dan mampu keluar dari area itu. “Kita harus mencintai diri sendiri. Yang bisa kita lakukan, besarkan volume cinta. Seperti gelas jika berisi kopi, yang dianggap menggambarkan emosi negatif, untuk itu kita harus bersihkan. Harus digosok. Setelah bersih, baru bisa diisi air lagi berupa love dan trust,” ajaknya. “Kita harus berikan pada diri sendiri untuk berpikir positif dan berpikir untuk secure dan selalu melakukan self improvement dan self transformation,”imbuhnya.
Tidak jauh berbeda dengan tips yang dibagikan oleh narasumber Niya Loviyani. Perlu ada perubahan pemikiran untuk dapat keluar dari rasa tidak aman, yaitu memahami diri, menerima apa adanya, maupun mensyukuri apa yang ada. Selain itu, jangan lupa selalu mengucapkan terima kasih pada diri dan memiliki komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Terdapat hal menarik pada webinar ini. Peserta terbaik berkesempatan untuk mendapatkan lima voucher self-love dari narasumber. Selain itu, di sesi akhir, peserta juga diajak untuk berlatih teknik self-love. (hms)